Danjen Kopassus soal Marak Aksi Premanisme: Kalau Mengganggu Harus Ditindak!

Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi jadi pemimpin upacara HUT TNI ke-79
Sumber :
  • Puspen TNI

Jakarta, VIVA – Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Djon Afriandi buka suara buntut maraknya aksi premanisme organisasi masyarakat (ormas) yang belakangan ini terjadi. Djon menegaskan bahwa sejatinya ormas tidak bertindak premanisme.

Kemendagri Sentil Ormas Berseragam Loreng, Minta Kepala Daerah Tertibkan

"Kalau aksi premanisme oleh ormas, nah ini kita kembali dulu, ormas itu kan tidak semuanya preman. Setuju ga ini? ormas kan tidak semuanya premanis, premanisme juga tidak semuanya tergabung di ormas," ujar Mayjen Djon Afriandi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu 26 April 2025.

Djon menyebut jika ormas yang sifatnya meresahkan masyarakat sudah semestinya ditindak tegas. Namun, jika ormas yang memiliki manfaat bagi pemerintah itu harus didukung.

Polda Metro Ungkap Masalah di Jakarta Paling Banyak gegara Konflik Agraria dan Libatkan Preman

"Nah, kita harus pisahkan sehingga kalo kita berbicara tentang ormas, ya memang itu bersifat positif dan mendukung pemerintah pasti bermanfaat tapi kalau sudah menghambat, mengganggu stabilitas keamanan, ketertiban masyarakat berati harus ditindak," kata Djon.

"Tapi kalau berhubungan premanisme itu udah harus negatif, di mana premanisme itu berarti kerjanya ga mau capek tapi pendapatannya harus besar," lanjutnya.

Viral Aksi Heroik Ormas Kawal Ambulans Berujung Bikin Celaka Diri Sendiri

Djon menegaskan bahwa jika seseorang yang justru mengatasnamakan ormas demi kepentingan pribadi dan mengambil hak masyarakat, maka itu mesti ditindak secara tegas.

"Itu jelas salah. Nah, namanya premanisme pasti harus ditindak tegas. Itu nanti ada tugasnya bapak polisi, kemudian juga kita juga akan melibatkan masyarakat untuk bisa melawan, karena memang itu tidak baik," tutur dia.

Mobil polisi dirusak dan dibakar

Photo :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Belakangan ini memang baru terjadi peristiwa yang mengejutkan. Sebuah mobil polisi dirusak hingga dibakar di wilayah Depok, Jawa Barat.

Peristiwa tersebut berawal dari penjemputan paksa yang ketua ranting salah satu ormas oleh petugas Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok karena diduga terlibat dalam kasus penganiayaan, pengancaman, dan kepemilikan senjata api.

Kasus tersebut akhirnya, membuat oknum ketua ranting ormas tersebut beserta anggotanya menghalangi upaya pemagaran yang dilakukan salah satu perusahaan dengan cara mengancam dan mengintimidasi para pekerja serta operator alat berat jenis ekskavator dari pihak perusahaan. Bahkan, oknum ketua ranting ormas memberikan ancaman dengan melakukan tembakan hingga tiga kali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya