Prabowo Utus Menkop Budi Arie Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA -Â Presiden RI, Prabowo Subianto menugaskan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi untuk menghadiri pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan pada Minggu, 18 Mei 2025 mendatang.Â
"Betul, saya sudah dihubungi Sekretariat Presiden untuk berangkat ke Vatikan dini hari ini. Rencananya sampai di Roma besok pagi jam 07.00 waktu setempat," kata Budi Arie dalam keterangannya pada Jumat, 16 Mei 2025.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Untuk diketahui, misa pelantikan Paus Leo XIV akan digelar di Lapangan Santo Petrus, Kota Vatikan pada Minggu, 18 Mei 2025.
Paus Leo XIV adalah paus Amerika pertama, yang menandai momen penting bagi umat Katolik Amerika.
Melansir dari CNBC Internasional pada Jumat, 16 Mei 2025, dalam pelantikan tersebut, Wakil Presiden AS JD Vance dan Menlu AS Marco Rubio akan hadir di Vatikan.
Leo, yang lahir dengan nama Robert Prevost di Chicago, terpilih menjadi Paus melalui konklaf minggu lalu. Â
Sebelum diangkat dari kardinal menjadi Paus, Prevost sesekali mengunggah di media sosial termasuk beberapa pesan yang mengkritik Vance, Presiden Donald Trump, dan pandangan dunia mereka.
Paus Leo XIV merupakan pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang terpilih melalui proses konklaf, sebuah tradisi panjang yang dijalankan secara ketat oleh para Kardinal Gereja.
Proses pemilihan ini berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, setelah wafat atau pengunduran diri paus sebelumnya. Dalam kasus Leo XIV, konklaf dimulai dengan kehadiran lebih dari 100 kardinal dari berbagai negara yang berkumpul untuk memilih pemimpin baru yang dianggap mampu memimpin Gereja dalam tantangan zaman modern.
Sejak awal konklaf, beberapa nama telah mengemuka sebagai calon kuat. Kardinal yang kemudian terpilih sebagai Paus Leo XIV dikenal memiliki rekam jejak yang kuat dalam isu-isu global, termasuk perdamaian, perubahan iklim, dan dialog antaragama.
Ia dianggap sebagai sosok progresif namun tetap teguh pada doktrin Gereja. Dalam beberapa pemungutan suara awal, ia mulai mengumpulkan dukungan signifikan, terutama dari negara-negara berkembang dan kawasan dengan populasi Katolik yang tumbuh pesat.