Soal Jatah 50 Persen dari Judol, Budi Arie: Saya Tidak Tahu Ada Kesepakatan Itu

Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA – Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi membantah menerima jatah 50 persen karena membantu tidak memblokir situs judi online (judol). Dia berdalih pernyataan itu adalah narasi yang jahat.

Kredit Koperasi Desa Merah Putih yang Bermasalah Bakal Dijamin Dana Desa

"Itu adalah narasi jahat yang menyerang harkat dan martabat saya pribadi. Itu sama sekali tidak benar," ujar Budi Arie dalam keterangannya, Senin, 19 Mei 2025.

Menteri Koperasi RI itu, menjelaskan bahwa publik harus jernih dalam melihat narasi-narasi yang tersebar. Dirinya berharap publik tidak terjebak dalam pemahaman yang salah.

Budi Arie Minta Tambahan Anggaran Rp 5,98 T, Intip Peta Jalan Fokus Utama Kopdes Merah Putih 2025-2029

Narasi alokasi 50 persen uang dari hasil perlindungan situs judi online itu merupakan kongkalikong di antara para tersangka, bukan inisiatif atau permintaan Budi Arie sendiri. 

"Jadi, itu omon-omon mereka saja bahwa Pak Menteri nanti dikasih jatah 50 persen. Saya tidak tahu ada kesepakatan itu. Mereka juga tidak pernah memberi tahu. Apalagi aliran dana. Faktanya tidak ada" katanya.

Presiden Prabowo Bakal Resmikan Koperasi Desa Merah Putih 19 Juli di Klaten

"Justru ketika itu saya malah menggencarkan pemberantasan situs judol. Boleh dicek jejak digitalnya," lanjut Budi Arie.

Budi Arie pede dirinya tidak terlibat dalam pusaran judol tersebut. Maka itu, dia siap membuktikannya dalam proses hukum yang tengah berlangsung.

Kemudian, dia menegaskan, ada tiga poin penting yang dapat membuktikan bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat dalam perlindungan situs judi online seperti narasi yang beredar. 

"Intinya, pertama mereka (para tersangka) tidak pernah bilang ke saya akan memberi 50 persen. Mereka tidak akan berani bilang, karena akan langsung saya proses hukum," kata Budi Arie. 

"Jadi sekali lagi, itu omongan mereka saja, jual nama menteri supaya jualannya laku," sambungnya.

Kedua, Budi Arie tidak tahu menahu praktik jahat yang dilakukan mantan anak buahnya itu. Ia baru mengetahui setelah kasus itu diselidiki kepolisian dan terungkap ke masyarakat. 

"Ketiga, tidak ada aliran dana dari mereka ke saya. Ini yang paling penting. Bagi saya, itu sudah sangat membuktikan," sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya