- Antara/ Puspa Perwitasari
VIVAnews - Diskusi yang diselenggarakan di Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Jakarta Pusat, diwarnai keributan. Insiden ini dipicu teriakan sekelompok orang yang masuk ke dalam ruang diskusi itu. Panitia langsung mengusir mereka.
Bermula saat tokoh agama Franz Magnis Suseno selesai memaparkan pemikirannya dalam diskusi bertajuk 'Ayo Selamatkan Indonesia' untuk memperingati setahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, Rabu 13 Oktober 2010.
Tiba-tiba, dari barisan peserta terdengar teriakan yang meminta kaum tua untuk turun dari pentas perpolitikan dan pemerintahan Indonesia.
Seorang perempuan berteriak,"Orang tua-orang tua mundur, termasuk Rizal Ramli. Sekarang saatnya majukan pergerakan mahasiswa, untuk memimpin." Sejumlah orang yang dijadwalkan hadir dalam diskusi ini Mantan Wapres Jusuf Kalla, Rachmawati Soekarnoputri, Hasyim Muzadi, dan beberapa tokoh lain.
Perempuan yang berteriak itu membawa kertas yang berisi pernyataan sikap. Dia dan sejumlah rekannya kemudian diminta keluar oleh panitia sampai ke luar aula gedung. Di luar gedung pun, mereka masih terus berteriak.
Panitia melalui pengeras suara kemudian menyatakan,"Ini bukan masalah pertentangan yang muda dan tua. Tapi siapa yang progesif untuk perubahan yang lebih baik."
Menurut panitia yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ton Abdillah, keributan itu adalah 'titipan' dari kelompok tertentu.
"Ada penyusupan terhadap gerakan pemuda. Kejadian tadi dijadikan pembelajaran buat pergerakan agar tidak terjadi perpecahan," ujar Ton kepada VIVAnews.com. Ton menegaskan, mereka yang dituding sebagai 'orang tua' hanya berposisi sebagai narasumber.
"Orang tua yang mereka tuding itu hanya sebagai pembicara. Bukan sebagai pemimpin gerakan," tegas Ton lagi.
Pembicara yang semula sempat terdiam karena aksi ini, melanjutkan diskusi. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan hadir dalam diskusi ini. Namun, hingga acara dimulai, Kalla tak terlihat.(ywn)
Laporan: Fina Dwi Yurhami