BMKG: Banjir Lahar Bisa Mematikan

Banjir lahar dingin Merapi
Sumber :
  • ANTARA/Anis Efizudin

VIVAnews - Banjir lahar dingin menerjang Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang, pada 3 Januari 2011 lalu. Itu adalah banjir terbesar pasca erupsi Merapi 2010 lalu.

Namun, bukan berarti ancaman usai. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta memperkirakan, baru 10 persen dari sekitar 30 juta meter kubik material vulkanik Merapi yang terangkut oleh banjir lahar.

"Untuk itu, kepada seluruh warga yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai yang berhulu di Merapi dihimbau untuk selalu waspada," demikian imbauan BPPTK, seperti dimuat di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Apalagi, peluang terjadinya banjir lahar yang lebih besar masih besar, mengingat intensitas curah hujan tinggi terjadi pada Januari Februari 2011.

Pembunuhan di Wonogiri Ternyata Motifnya Sakit Hati, Korban Tidak Boleh Balikan dengan Mantan

Daryono dari BMKG mengingatkan material vulkanik selama erupsi saat ini telah memenuhi alur sungai yang berhulu di Merapi. Banjir lahar, dia menjelaskan, bisa terjadi dengan kecepatan 65 hingga 80 kilometer per jam. Semakin cepat laju banjir lahar maka semakin besar potensi kerusakan yang ditimbulkan.

"Ancaman bahaya banjir lahar tidak saja di sepanjang jalur sungai di lereng gunung. Di kawasan dataran kaki justru lebih berbahaya karena menjadi zona luncur bebas seperti halnya luapan Kali Putih yang memutuskan jalur transportasi Magelang-Yogyakarta."

Sejarah pun mencatat banjir lahar tak kalah mematikan dari erupsi gunung berapi. Diuraikan Daryono, salah satu contoh bencana banjir lahar paling merusak di dunia adalah banjir lahar pasca erupsi Gunung Nevado del Ruiz di Kolombia tahun 1985.

Dalam waktu empat jam setelah letusan, yang disusul hujan deras, lahar meluncur deras sejauh 100 km dan menciptakan malapetaka mengerikan: lebih dari 23.000 orang tewas, sekitar 5.000 orang terluka, dan lebih dari 5.000 rumah hancur di sepanjang Chinchina, Guali, dan sungai Lagunillas.

Kerusakan paling parah menimpa kota Armero yang berlokasi di mulut ngarai Lagunillas Rio. Tiga perempat dari 28.700 penduduk kota tewas secara tragis akibat banjir lahar pada 13 November 1985.

Peristiwa mengerikan ini selanjutnya dikenang sebagai tregedi Armero-Chinchina, sebagai satu-satunya bencana banjir lahar paling mematikan yang tercatat dalam sejarah. "Ini adalah fakta bahwa dampak banjir lahar justru bisa lebih berbahaya daripada erupsi gunung api itu sendiri," kata Daryono.

Contoh lain adalah Gunungapi Pinatubo di Filipina. Sejak meletus tahun 1991, banjir lahar telah menghancurkan 100 ribu rumah di lereng dan dataran kaki gunung tersebut.

Soal besarnya deposit lahar Merapi, untuk menghabiskan material vulkanik hasil erupsi dibutuhkan waktu tiga hingga empat musim hujan. aryono mengingatkan, "Diperkirakan ancaman banjir lahar bisa berlangsung hingga beberapa tahun ke depan." (kd)

Tak Lapor Surya Paloh, Waketum Nasdem Klaim Temui Prabowo Tanpa Wakili Partai
EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi

EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi, Perkuat Komitmen untuk Majukan Esport Indonesia

Evos raksasa esports Indonesia, dan Pop Mie, brand mie instan ternama, merayakan 6 tahun kolaborasi strategis mereka dalam memajukan industri esports Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024