Kencing Tikus Ancam Warga Bantul

Petani melintasi tumpukan bangkai tikus
Sumber :
  • Surabaya Post

VIVAnews - Tak hanya penyakit demam berdarah yang menjadi ancaman bagi warga Bantul, DIY di saat musim hujan ini. Dalam kurun waktu sepekan, masyarakat di Kabupaten Bantul, khususnya Kecamatan Imogiri dan Jetis dikhawatirkan dengan merebaknya penyakit leptopsirosis.

Seperti diketahui, penyakit ini dibawa oleh tikus yang hidup di sawah maupun ladang yang tak jauh dari rumah warga.

Sedikitnya sudah tiga orang warga Bantul meninggal dunia akibat bakteri leptospira yang ditularkan melalui kencing tikus.

Tiga warga Bantul yang meninggal dunia dalam kurun satu pekan ini adalah Fabio, warga Dusun Bulu, Desa Trimolyo, Kecamatan Jetis, Ahmad Solikin  warga Ndemi, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri dan Tri Majiyanto, warga Dusun Singoyudan, Desa Imogiri, Kecamatan Imogiri.

Mimin, dokter jaga di rumah sakit Nur Hidayah sekaligus perintis RSU Nur Hidayah menyatakan, pasien Fabio dan Ahmad Solikin pernah dirawat di ruang UGD. Namun oleh rumah sakit dirujuk ke Rumah Sakit PKU Yogyakarta dan RS Harjo Lukito.

“Pasien Fabio dirujuk ke Harjo Lukito dan Ahmad Solikin dirujuk ke PKU Muhammadiyah Yogyakarta,” kata Mimin, Sabtu, 22 Januari 2011.

Mimin menyatakan, saat dirawat di RSU Nur Hidayah, kedua pasien itu mengalami demam tinggi dan sesak nafas. Setelah petugas medis melakukan cek darah di laboratorium, ternyata keduanya positif terjangkit leptospirosis.

“Karena kedua pasien positif terjangkit leptospirosis, maka mereka kita rujuk ke rumah sakit lain. Ini sesuai dengan permintaan keluarga pasien,” ucap Mimin.

Namun, tak lama setelah kedua pasien dirawat di rumah sakit rujukan, rumah sakit memberitahukan bahwa pasien rujukan dari RSU Nur Hidayah telah meninggal dunia. “Belum 24 jam kedua pasien dirawat di rumah sakit rujukan, namun keduanya keburu meninggal dunia,” ucap Mimin.
Mimin menambahkan, satu pasien lagi yang terjangkit leptospiros dan meninggal dunia di RSU Nur Hidayah adalah Tri Marjiyanto (31 tahun) yang sehari hari bekerja sebagai petugas kepolisian di Sektor Banguntapan, Bantul.

“Jumat (21/1), pasien Tri Marjiyanto dibawa oleh keluarganya ke RSU Nur Hidayah dan dirawat di UGD, namun baru sekitar 1 jam mendapatkan perawatan, pasien meninggal dunia,” ucapnya.

Yulkifli, seorang tetangga korban mengaku bahwa virus leptospirosis sangat membuat resah warga. Pasalnya, di lingkungannya memang banyak tikus dengan ukuran cukup besar sering kelaur masuk halaman maupun rumah warga.

“Karena ukuran tikus besar, kucing pun tidak berani memakannya,” kata Yulkifli. “Ini membuat populasi tikus semakin banyak,” ucapnya.

Yulkifli yang juga pegawai dari Sekwan DPRD Kabupaten Bantul juga berharap dinas kesehatan dan instansi terkait segera turun tangan untuk mengatasi merabaknya bakteri leptospirosis yang meresahkan warga. “Jangan sampai korban terus berjatuhan. Tetangga saya sudah meninggal, jangan sampai yang lainnya juga ikut jadi korban,” ucapnya.

Gandung Bambang Hermanto, dokter dan Wakil Direktur Bidang Pelayanan di RSU Panembahan Senopati, Bantul menyatakan, penyakit leptospirosis yang berasal dan ditularkan melalui kencing tikus dalam kurun waktu satu tahun terakhir memang telah menjangkiti puluhan warga Bantul.

Namun demikian, dengan diagnosa awal dan pengecekan darah di laboratorium, pasien yang menderita leptospirosis bisa diketahui sehingga dapat segera ditangani.

“Memang jika sudah masuk ke fase akhir maka penyakit leptospirosis ini menyebabkan kegagalan multi fungsi organ tubuh sehingga pasien sulit untuk ditolong,” ucap Gandung.

Penyakit leptospirosis biasanya berlangsung antara 1 hingga 10 hari. Ciri-ciri awalnya adalah demam, pusing, mual, muntah, sakit bila kulit disentuh. Jika sudah pada tahap akhir, akan terjadi kegagalan multi fungsi organ tubuh yang ditandai dengan sesak nafas.

“Jika sudah menginjak hari ke 9 atau ke 10, maka pasien biasanya mengalami sesak nafas yang akut dan akhirnya meninggal dunia karena bakteri sudah menyerang multi fungsi organ tubuh,” ucap Gandung.

Soal Cincin di Jari Manis dan Dilamar di Bali, Ini Kata Syifa Hadju

Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta

Langit Yunani (Doc: X)

Langit Yunani Tiba-tiba Berubah Jadi Oranye, Ini Penyebabnya

Media sosial dibanjiri dengan gambar-gambar oanye langit di Ibu Kota Yunani yang membuat penduduk setempat dan wisatawan tercengang.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024