- VIVAnews/Suryanta Bakti
VIVAnews - Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menjawab kritikan soal buku Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang beredar di SMP, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Menurut Fasli Jalal, buku SBY itu termasuk materi pengayaan.
"Buku yang diberikan sebetulnya buku yang komponennya untuk mendukung mutu, disebutnya buku pengayaan, bukan buku teks pelajaran," kata Fasli Jalal usai menghadiri sidang di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa 25 Januari 2011.
Fasli menyebut beberapa buku yang bisa masuk dalam kategori buku pengayaan. Antara lain yakni, buku sejarah lokal, kepahlawanan yang membangun nasionalisme, serta buku-buku yang membangun motivasi bagaimana belajar dari tokoh-tokoh yang berhasil atau buku ketrampilan.
"Pilihannya diserahkan kepada pemerintah masing-masing daerah, karena satu daerah dengan daerah lain berbeda cara melihat buku pengayaan apa yang wajib mereka sediakan," ungkapnya.
Meski demikian, ia akan menekankan bahwa proses verifikasi terkait buku SBY masih berjalan. "Kami tidak bisa begitu saja menarik buku itu, kalau itu masuk dalam kategori itu (pengayaan) bisa saja," ujar peraih gelar doktor dari Universitas Cornell, Ithaca, New York, ini.
Pada Selasa 18 Januari lalu, anggota Komisi X dari Fraksi PKS, Rohmani, menemukan empat judul buku seri itu di sebuah SMP di Tegal. Menurut dia, buku seri "Lebih Dekat dengan SBY" masuk dalam daftar pengayaan siswa Sekolah Menengah Pertama.
Buku itu "nyelip" diantara buku bantuan pemerintah melalui program Dana Alokasi Khusus atau DAK. Ada 4 buku yang ditemukan di sekolah itu yakni, Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan, Adil Tanpa Pandang Bulu, Peduli Kemiskinan, dan Diplomasi Damai. (umi)
Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet
Kejuaraan North Sumatera Amateur Open (NSAO) 2024, kembali digelar oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) Sumut. Peserta berasal dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina,
