Polisi Minta Pemkab Selidiki Sekte Ahad Soht

Demonstran Kembali Bentrok Dengan Aparat di Depan Gedung DPR
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Kepolisian mengaku telah mendapatkan informasi terkait kegiatan Aha’ Daeng Kulle, pemimpin aliran Ahad Soht di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan

Hal itu disampaikan petugas pelaksana Kabid Humas Polda Sulselbar, Ajun Komisaris Besar Polisi Siswa kepada VIVAnews.com, Selasa malam, 27 Januari 2011. “Kami sudah mengetahui informasi tentang aktivitas aliran Ahad Soht sejak dua bulan lalu,” kata AKBP Siswa di Makassar.

Terkait dengan itu, Kepolisian Resor Maros sudah menyampaikan surat kepada Pemerintah Kabupaten Maros untuk turun ke lapangan guna menyelidiki aktivitas mereka. Surat yang ditujukan ke Bupati Maros Hatta Rahman itu juga meminta agar persoalan segera ditangani oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Pemerintah Kabupaten Maros.

Polisi, kata Siswa, juga meminta agar segera melakukan rapat koordinasi dengan unsur Badan Koordonasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), karena persoalan itu menyangkut penyebaran aliran agama yang dinyatakan MUI menyimpang dari syariat Islam.

Namun, menurut Siswa, mereka belum mendapatkan jawaban dari Pemkab Maros. “Jika sudah ada jawaban, polisi akan langsung bertindak, termasuk akan meminta keterangan dari komunitas itu,” katanya.

Berdasarkan laporan dari masyarakat, aliran Ahad Soht dikembangkan di wilayah Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Pengikutnya disebutkan sekitar 50 orang, terdiri dari anak-anak hingga orang tua.

Menurut Ketua MUI Maros, KH Sahabuddin, aliran tersebut sesat dan melenceng jauh dari ajaran agama Islam. Aliran itu sangat janggal, seperti membaca Al Fatihah yang tidak lengkap dan dicampur dengan bahasa Makassar. Cara beribadahnya juga aneh, karena bersemedi, bergoyang-goyang, dan meraung-raung.

Kejanggalan lainnya, aliran ini hanya melakukan salat dua kali saja, yakni dzuhur dan asar. Yang dinilai MUI paling janggal, aliran ini mengajarkan masih adanya Tuhan di atas Allah dan melarang jamaahnya membaca Alquran. 

MUI Maros juga telah meminta pemerintah Kabupaten dan Kepolisian Resor Maros untuk segera menyelidiki aliran Ahad Soht ini. Menurut MUI, aliran itu meresahkan warga. (Laporan: Rahmat Zeena, Makassar | kd)

Petugas yang mengawal Anies dan Keluarga selama Pilpres 2024 berpamitan

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Tugas tim pengawal yang melekat pada Anies Baswedan selaku Capres 2024 nomor urut 01 telah selesai dan mereka telah berpamitan kepada Anies dan Keluarga.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024