- ANTARA/Puspa Perwitasari
VIVAnews - Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar menyatakan kebebasan Artalyta Suryani sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi. Keputusan yang dibuat Kemenkum dan HAM sudah berdasarkan perhitungan sistem masa tahanan.
"Memang sudah saatnya," kata Patrialis saat ditemui wartawan di Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Kamis 27 Januari 2011. Dengan demikian, Patrialis mengatakan tak bisa menghalangi-halangi keputusan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Selain itu, Patrialis menambahkan, tidak hanya Ayin, panggilan Artalyta, yang diberi pembebasan bersyarat. Sejumlah narapidana lain pun menerima. "Hari ini saja ada ratusan yang diberi pembebasan bersyarat," kata Patrialis.
Pemberian bebas bersyarat bagi Artalyta, semata-mata karena Kementerian melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan. "Hanya itu," ujarnya.
Berdasarkan hitungan, Artalyta seharusnya bebas hari ini. Namun karena pihak Lapas Wanita Tangerang, tempat Artalyta ditahan belum menerima surat keputusan pembebasan bersyarat, hingga malam ini ia masih ditahan. Pengacara Artalyta, OC Kaligis memastikan 1-2 hari lagi kliennya baru bisa bebas.
Artalyta terbukti menyuap Jaksa Urip Tri Gunawan sebesar US$660 ribu. Uang itu dinilai terkait dengan perkara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang melibatkan pengusaha Sjamsul Nursalim. Putusan ini dikuatkan di tingkat banding dan kasasi.
Saat menjalani hukuman di lapas Pondok Bambu, Artalyta kepergok menggunakan fasilitas mewah, yang tak lazim untuk narapidana. Atas temuan itu, akhirnya dia dipindah ke Lapas Wanita Tangerang. (umi)
PSS Sleman Makin Percaya Diri Usai Benamkan Arema FC
PSS Sleman berhasil meraih kemenangan meyakinkan atas Arema FC dalam lanjutan Liga 1 dengan skor 4-1. Duel kedua tim ini berlangsung di Stadion Manahan, Solo, pada Senin.
