Bus Besar Dilarang, Evakuasi WNI Terhambat

Hassan Wirajuda
Sumber :
  • VIVAnews/Harriska Adiati

VIVAnews - Pesawat Boeing 747-400 milik Garuda Indonesia sedang dalam perjalanan ke Kairo, untuk mengevakuasi sekitar 6.000 warga negara Indonesia dari situasi rusuh di Mesir. Pesawat sempat tertahan di Jeddah, Arab Saudi.

Sementara, sejak pagi, Kedutaan Besar RI di Kairo sibuk mengumpulkan WNI yang akan dievakuasi. "Menjemput dari rumah ke tempat pengumpulan, lalu ke airport," kata Ketua Satuan Tugas Evakuasi Warga Indonesia di Mesir, Hassan Wirajuda di Binagraha, Istana Kepresidenan, Jakarta, 1 Februari 2011.

Tidak mudah untuk melaksanakan tugas ini. Selain situasi Mesir yang tak kondusif, penjemputan juga terhalang larangan penggunaan bus.

"Dalam krisis di Mesir dilarang menggunakan bus-bus besar. Itu bisa dimengerti alasannya karena bisa digunakan untuk pengerahan
massa demonstrasi," kata Hasan. Untuk menyiasati itu, KBRI kemudian menggunakan mobil-mobil kecil.

Meski banyak rintangan, pemerintah optimistis proses evakuasi kloter pertama akan berjalan lancar. Sehingga 400 WNI, dengan prioritas perempuan dan anak-anak, dapat dievakuasi pada malam ini.

Diperkirakan pesawat akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu pagi 9 Februari 2011 pukul 10.00 WIB.

Dijelaskan Hassan, saat ini  kondisi sebagian besar WNI di Mesir baik, secara fisik maupun mental. Ini disebabkan pusat demonstasi di Tahrir Square, yang terhitung jauh dari pemukiman. Eskalasi demonstrasi pun belum kembali memuncak.

Ditambahkan dia,  pengadaan pangan di Mesir untuk WNI masih terhitung cukup, dan belum sampai pada tahap krisis pangan.  Namun untuk mengantisipasi kekurangan logistik, Pemerintah juga mengangkut sejumlah logistik seperti makanan kaleng dan vitamin dari Indonesia.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habir mengatakan perwakilan RI di Mesir telah  mengaktifkan jaringan komunikasi di antara WNI yang sebagian  besar adalah mahasiswa. "Dengan komunikasi yang berantai  diharapkan informasi cepat menyebar," kata dia.

Juga disediakan makanan pokok di tiga titik yakni di KBRI, sekolah Indonesia, dan kantor pelayanan konsuler. "Di luar itu juga ada 20 posko bahan makanan pokok. Bagi WNI bisa menghubungi ke tiga titik atau posko."

Prediksi Piala Asia U-23: Yordania vs Timnas Indonesia
Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu

Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu

Dian, siswi SMA Negeri 2 Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku tidak diperkenankan mengikuti ujian lantaran memiliki tunggakan uang sekolah

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024