VIVAnews - Menyambut perayaan tahun baru Imlek, seribu lampion dipasang di sepanjang jalan Pasar Gede, Solo sebagai salah satu ikon kampung pecinan. Bahkan, kampung Sudiroprajan yang terletak di samping pasar tersebut dicanangkan sebagai kampung seribu lampion.
Ketua Panitia Imlek Bersama 2562/2011, Henry Susanto, mengatakan pemasangan seribu lampion atau teng lung untuk memeriahkan perayaan Imlek. Pemasangan ini merupakan even tahunan setiap menjelang Imlek.
"Momen ini untuk memperindah Kota Surakarta, sehingga sekitar Pasar Gede akan menjadi tempat wisata baru dengan adanya lampu lampion," kata Henry di Solo, Rabu 2 Februari 2011.
Selain itu, pemasangan seribu lampion tersebut erat kaitannya dengan pencanangan Kampung Sudiroprajan sebagai kampung seribu lampion. Keberadaan lampu lampion yang terpasang di depan Pasar Gede tersebut cukup mengubah pemandangan kawasan pasar tersebut.
Tak heran, jika setiap malam banyak sekali warga masyarakat yang menyempatkan diri datang melihat cahaya lampion.
Bagi masyarakat Tionghoa, lampion mempunyai makna filosofi tersendiri. Seperti dijelaskan Henry, lampion berarti penerangan yang menerangi. Jadi, orang yang hidup secara materi, mental dan fisik, itu sudah siap.
Namun, masyarakat tetap membutuhkan simbol atau aspek psikologis yang bisa menerangi jalan hidup manusia yang digambarkan dengan lampion itu. "Lampion ini bisa dipersepsikan seperti itu. Makanya, setiap perayaan Imlek pasti ada lampion," tuturnya. (art)
Laporan: Fajar Sodiq | Solo