RI, Malaysia, Thailand Bersatu Evakuasi Warga

Bentrokan antara massa yang pro dan anti pemerintah Mesir
Sumber :
  • AP Photo/Ben Curtis

VIVAnews -- Tak ada lagi batas negara dan bangsa ketika menghadapi situasi darurat di Mesir. Saat situasi makin memanas dan serangan terhadap warga asing dan jurnalis makin marak, beberapa negara memutuskan untuk bekerja sama untuk mengevakuasi warga.

Termasuk tiga negara bertetangga, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Menteri Luar Negeri Thailand, Kasit Piromya dalam akun Twitter-nya mengatakan negara-negara Asia Tenggara akan bahu-membahu dalam proses evakuasi.

Seperti dimuat Bangkok Post, Jumat 4 Februari 2011, meski tak secara detil menjelaskan bentuk kerjasama antara tiga negara, Kasit mengungkapkan, bahwa tiga negara akan mengirimkan pesawat carteran secepat mungkin. Bahkan, Malaysia berencana mengirimkan kapal ke Mesir.

Negeri Gajah Putih ini akan segera mengirimkan pesawat ketiganya ke Mesir, menggunakan pesawat maskapai Thai Airways.

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League

Warga Thailand yang berada di Mesir berjumlah 2.500 sampai 2.600 orang, kebanyakan adalah mahasiswa. Sekitar 800 orang sudah menyatakan ingin pulang, namun persoalannya, hanya 300 orang yang bisa diangkut di setiap penerbangan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengaku telah berkomunikasi dengan sejumlah Kementerian Luar Negeri negara ASEAN untuk saling melindungi keamanan warga yang berada di Mesir.

"Ini sesuai komitmen pada 2006 lalu bahwa sesama negara ASEAN perlu saling membantu dan memfasilitasi seandainya ada warga yang memerlukan bantuan,” kata Marty dalam konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis, 3 Februari 2011.

Marty mengaku telah berhasil berkomunikasi dengan dua kementerian yang punya kantor perwakilan di Mesir, yakni Thailand dan Malaysia. Ketiga kementerian, sejauh ini terus menerus saling berbagi informasi mengenai langkah-langkah penting demi melindungi warga negara, mengingat situasi di Mesir yang masih memanas.

Sepuluh hari aksi demonstrasi di Mesir, situasi bukannya makin tenang, justru terus bergejolak. Kamis lalu, bentrok berdarah terjadi di Lapangan Tahrir antara massa propemerintah dan antipemerintah. Sedikitnya delapan orang dinyatakan tewas dan ratusan lain luka-luka.

Tak hanya melibatkan dua kubu, para jurnalis dan warga asing juga jadi sasaran kekerasan.

Sejumlah media,  BBC, ABC News, Fox News, the Washington Post dan CNN melaporkan jurnalis dan stafnya diserang atau ditahan oleh para pria kekar yang diduga pendukung Presiden Hosni Mubarak.  Bahkan aktivis Amnesty International dan Human Rights Watch juga ditahan. Mereka dituduh 'mata-mata asing'. (hs)

Ngeri! Penampakan Angin Puting Beliung 'Hadang' Nelayan di Perairan Madura
Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jalani Sidang Perdana

Anak Buah SYL Video Call Bahas 'Orang KPK' dan 'Ketua': Siapin Dolar Nanti Kami Atur

Mantan Sespri Sekjen Kementerian Pertanian, Merdian Tri Hadi menyebut terdakwa Kasdi Subagyo sempat berkomunikasi dengan seseorang melalui video call.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024