Polri Jamin Keselamatan Warga Ahmadiyah Yogya

Ibu dan anak warga Ahmadiyah dievakuasi polisi di Makassar
Sumber :
  • Antara Foto

VIVAnews - Paska penyerangan jemaah Ahmadiyah di Pandeglang, seluruh pemeluk Ahmadiyah di Yogyakarta akan dimonitor pihak kepolisian. Bahkan, kepolisian telah meminta data alamat tempat tinggal para jemaah yang jumlahnya mencapai 200 kepala keluarga (KK).

Ketua Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yogyakarta, Ahmad Saifudin Muttaqi mengatakan paska penyerangan di Pandeglang, muncul kekhawatiran para jemaah Ahmadiyah di Yogyakarta. Kekhawatiran itu wajar, sehingga pihaknya meminta kepada para anggota jemaah untuk selalu berdoa.

"Mereka khawatir kan wajar, karena penyerangan kemarin cukup sadis. Sebab itu, kami mengimbau kepada para anggota untuk lebih meningkatkan berdoa, salat malam dan salat gaib. Tapi, saya rasa di Yogya masih aman," kata dia kepada VIVAnews.com, Senin 7 Februari 2011.

Sementara itu, terkait respons pihak kepolisian, menurut dia cukup baik. Bahkan, tadi pagi pihak kepolisian dari polsek hingga polda berkumpul di Sekretariat Ahmadiyah Yogyakarta di Jalan Atmosukarto, Kota Baru, Yogyakarta.

Kedatangan mereka untuk menjamin keselamatan jemaah Ahmadiyah di Yogyakarta. Selain itu, kepolisian meminta data alamat jemaah Ahmadiyah yang tersebar di seluruah wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami memang menyerahkan alamat semua anggota Jemaah Ahmadiyah di Yogyakarta yang jumlahnya sekitar 200 KK. Jumlah itu hanya sedikit dan tersebar di seluruh wilayah. Ada yang di Gunung Kidul dan daerah lainnya. Dengan data tersebut, pihak kepolisian akan melakukan monitoring," tuturnya.

Atas peristiwa penyerangan kemarin yang menyebabkan jatuhnya korban tewas, Saifudin sangat menyesalkan tindakan tersebut. Sebab, hal itu dinilai cukup sadis. "Saya sangat menyesal dan sedih timbulnya kekerasan seperti itu. Kami tidak tega melihat kekerasan itu terjadi," ujarnya.

Kendati demikian, paska penyerangan di Cikeusik, Pandegelang, Banten, warga Ahmadiyah Yogyakarta menyikapinya dengan tenang. "Alhamdulillah warga kami di Yogyakarta masih kondusif. Namun, kami kaget dan sangat tidak menginginkan hal itu terjadi," kata Saifudin.

Dia menambahkan, warga hanya bisa berdoa agar penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di Indonesia tidak terjadi lagi.

Saifudin juga mengharapkan pemerintah untuk menjalankan konstitusi atau UUD 1945 dengan menjamin hak rakyatnya. "Seharusnya pemerintah melindungi kami warga Ahmadiyah. Karena semua warga di Indonesia sama dan dilindungi serta sudah diatur dalam konstitusi," ujar dia.

Hal senada juga diungkapkan Munawar Ahmad, salah satu warga Ahmadiyah Yogyakarta. "Kami merasa sedih dan prihatin atas penyerangan saudara kami yang di Pandegelang Banten," tuturnya.

Hingga saat ini, dia menambahkan, di Yogyakarta masih kondusif. "Warga kami di Yogya tidak komunal atau terpencar-pencar. Jadi, saat ini kami sedang melakukan konsolidasi yang berjumlah 300 orang termasuk anak-anak," ujar Dosen pengajar Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu. (art)

Laporan: Fajar Sodiq & Erick Tanjung | Yogyakarta

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi

Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polda Metro Jaya tengah menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan mantan Ketua DPD PSI Jakarta Barat Anthony Norman Lianto.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024