- ANTARA/Asep Fathulrahman
VIVAnews - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi intelijen, TB Hasanuddin, menilai ada kegagalan aparat intelijen dalam kasus penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, tragedi Cikeusik seharusnya bisa diantisipasi.
"Polisi dua hari sebelumnya sudah tahu (isu rencana penyerangan). Ini kelalaian intelijen Polres," ujar Mayor Jenderal TNI purnawirawan itu di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 8 Februari 2011.
Sebelumnya, Amnesty International juga menilai Pemerintah Indonesia gagal melindungi penganut sekte minoritas itu. Donna Guest, Direktur Asia-Pasifik Amnesty International, menyatakan, "Kepolisian Indonesia harus menyelidiki kekerasan ini dan memastikan pelakunya diadili di pengadilan."
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri sudah memerintahkan penyelidikan sampai tuntas atas kejadian pada Minggu 6 Februari itu. "Yang sangat memprihatinkan, karena terjadi korban jiwa dan luka-luka," kata SBY di Kantor Presiden, Senin 7 Februari 2011.
Presiden lalu memerintahkan jajaran kepolisian agar proses investigasi kasus ini dilakukan secara menyeluruh, untuk mengetahui sebab akibat dan kejadian sebenarnya. "Dengan tujuan, siapa yang lalai, bersalah, dan melanggar hukum, harus diberikan sanksi," kata dia.
Dan hari ini, Kepolisian menyatakan sudah memeriksa tiga orang yang kemungkinan akan menjadi tersangka peristiwa yang terjadi Cikeusik itu. Dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.