- dok. Ahmadiyah
VIVAnews - Kasus kekerasan dan penganiayaan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten yang menewaskan tiga orang menjadi peringatan bagi aparat keamanan di Jakarta.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman, menyatakan ada kemungkinan insiden serupa terjadi di Ibu Kota. Menurutnya, ini bukan sekedar perkiraan. "Berdasarkan laporan intelijen yang kami miliki, memang ada informasi terjadi kemungkinan riak-riak ketegangan," kata dia di Jakarta, Rabu, 9 Februari 2011.
Untuk itulah, Polda tak mau kecolongan. "Kami terus melakukan antisipasi dengan melakukan patroli di basis-basis Ahmadiyah yang ada di wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok," tambah dia. "Namun hingga saat ini belum ada permintaan khusus dari jemaah Ahmadiyah untuk peningkatan keamanan."
Untuk sementara, jelas Kapolda, pihaknya memetakan wilayah-wilayah yang dianggap rawan. "Jangan sampai kami tidak bertindak cepat untuk mengantisipasi. Nanti kami malah yang disalahkan," kata Sutarman.
Adegan kekerasan dan penyiksaan yang dipertontonkan massa saat menyerang rumah jemaah Ahmadiyah di Cikeusik Banten membuat miris siapapun yang melihatnya. Dalam rekaman video yang beredar di dunia maya, terlihat jelas massa secara brutal menghakimi jemaah Ahmadiyah. Mereka diburu, dihajar, ditelanjangi, dan dilempari batu. Dan, yang paling memprihatinkan, jenazah mereka digantung seperti binatang.
Terkait penyerangan Ahmadiyah, selain memerintahkan kasus ini diusut tuntas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan aparat penegak hukum untuk tidak segan-segan membubarkan organisasi masyarakat yang melanggar hukum. Penegak hukum juga diperintahkan menindak seruan di muka umum untuk melakukan penyerangan massal.
"Kepada kelompok-kelompok yang terbukti melanggar hukum, melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, kepada para penegak hukum agar dicarikan jalan yang sah dan legal, untuk jika perlu melakukan pembubaran," kata Presiden SBY saat menghadiri Hari Pers Nasional di Kupang, NTT, Rabu, 9 Februari 2011. (sj)