- dok. Ahmadiyah
VIVAnews - Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mendesak Polri mengusut dugaan adanya skenario kerusuhan dengan sentimen keagamaan di Cikeusik, Banten; dan Temanggung, Jawa Tengah. Desakan itu disampaikan saat bertemu Kapolri, Jenderal Timur Pradopo di Mabes Polri, Kamis, 10 Februari 2011.
"Pada dasarnya, peristiwa ini jangan dilihat sebagai kriminal biasa. Tapi persoalaan di balik ini, kemungkinan adanya rekayasa juga harus dilihat," kata Ketua Setara Institut, Hendardi usai bertemu dengan Kapolri.
Selain Hendardi, dalam pertemuan itu juga dihadiri Kordinator Kontras Haris Azhar, Aktivis Hak Asasi Manusia Usman Hamid, Deputy Direktur Human Right Work Group Chairul Anam, Peneliti Senior The Wahid Institute Rumadi, Ketua LBH Jakarta Nurcholis, dan mantan anggota Komnas HAM M. Billah.
Hendardi mengatakan, jaringan LSM menyatakan dukungannya kepada Polri untuk mengambil tindakan tegas kepada pelaku kerusuhan di Cikeusik dan Temanggung.
Menurut dia, tidak ada kelompok masyarakat manapun yang berhak mengambil alih kewenangan Polri untuk melakukan tindakan represif dalam upaya penegakan hukum.
Hendarman dan jaringan LSM yakin Polri akan mengusut tuntas dugaan adanya skenario di balik kerusuhan di dua tempat berbeda ini.
Sementara itu, Kordinator Kontras Haris Azhar mengungkapkan, investigasi yang dilakukan Kontras dan beberapa lembaga lainnya menemukan adanya indikasi bahwa pihak kepolisian sebelumnya telah mengetahui adanya rencana penyerangan di Cikeusik dan Temanggung itu. "Kami menemukan polisi telah berasumsi atau telah mengetahui akan ada penyerangan tanggal 5 dan 6 Februari pagi," kata dia. (kd)