- Antara/ Fanny Octavianus
VIVAnews - Para penyerang jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, diketahui menggunakan tanda pita berwarna biru dan hijau.
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, menilai tanda yang dikenakan para penyerang tersebut sebagai aksi yang sudah terencana. "Kalau sudah pakai pita-pita begini, berarti sudah terencana," ujarnya di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat 11 Februari 2011.
Endriarto menuturkan, tanda-tanda seperti itu digunakan untuk menandakan satu kelompoknya. Tanda seperti itu hanya sebagai penunjukkan saja. "Mereka itu kenal, itu sebagai pembagian tugas saja. Hijau punya hak untuk begini-begini, biru punya hak untuk begini-begini," kata dia.
Namun, menurut dia, massa yang turut menyerang bukan orang-orang yang disiapkan secara khusus dan tidak permanen. Melainkan, hasil mobilisasi singkat. "Itu situasi situsional. Kalau diperlukan, yah rekrut orang-orang tertentu," ujar Endriarto.
Atas aksi kekerasan yang menewaskan tiga warga Ahmadiyah ini, Endriarto menyesalkan sikap kepolisian yang telah melakukan pembiaran terjadinya penyerangan.
Seharusnya, kata dia, kejadian itu bisa diredam dengan menurunkan personel yang cukup banyak. "Padahal kita sudah tahu ada kasus-kasus sebelumnya, penyerangan terhadap Ahmadiyah bukan spontanitas, melainkan suatu yang terencana," ujar Endriarto.