Penyerangan Ahmadiyah

LBH: Ada Indikasi Polisi Terlibat

Cuplikan video penyerangan jemaah Ahmadiyah
Sumber :
  • dok. Ahmadiyah

VIVAnews - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) menyatakan ada indikasi polisi terlibat dalam aksi penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk yang di Pendeglang, Banten, pekan lalu.

Surya Paloh Akui Berkontemplasi Lama Sebelum Putuskan Gabung ke Koalisi Prabowo

"Ada empat indikasi oknum polisi terlibat dalam berbagai kejadian tersebut," kata Ketua LBH Jakarta, Nurkholis Hidayat, dalam diskusi Kekerasan Terhadap Ahmadiyah di kantor Imparsial,  di Jakarta, Minggu 13 Februari 2011, yang dihadiri Haris Azhar (Kontas), Rusdi Marpaung (Imparsial) dan Billah (mantan Komisioner Komnas HAM).

Pertama, keterlibatan polisi dalam kejadian pengrusakan bangunan masjid Ahmadiyah di Manis Lor, Kuningan, Jawa Barat, pada tahun 2010, dan di Parung pada tahun 2005, dan di Makasar pada tahun 2011. "Selain itu, polisi justru memidanakan pihak korban yang mempertahankan diri," kata dia

Kedua, indikasi keterlibatan polisi dalam aksi penyerangan terlihat dari adanya dorongan, anjuran, dan penghasutan. "Polisi menyatakan warga Ahmadiyah melakukan provokasi terlebih dahulu pada aksi penyerangan di Cisalada tahun 2010, dan Cikeusik pada tahun 2011," kata dia

Ketiga, ada persetujuan atau izin yang diberikan polisi terhadap aksi warga untuk menyerang Ahmadiyah.   Persetujuan tersebut, lanjutnya, diberikan setelah mendapatkan tekanan dari pihak-pihak perencana serangan. "Untuk mengusir dan membubarkan Ahmadiyah dan kegiatannya."

Bahkan, kata Nurkholis, Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan bersedia memberikan pengamanan atas rencana Menteri Agama membubarkan Ahmadiyah.

Keempat, polisi memberikan persetujuan secara diam-diam terhadap aksi penyerangan Ahmadiyah. "Polisi membiarkan aksi pembakaran rumah, hampir di semua peristiwa," kata dia

Bahkan, polisi membiarkan pengeroyokan dan pebunuhan terjadi. "Polisi bersikap pasif dan tidak mampu berbuat apa-apa," imbuhnya

Dia juga mencontohkan, pada peristiwa Parung tahun 2005 lalu, Satpol PP turut menghancurkan plang Ahmadiyah.

Dia menyayangkan sikap polisi yang hanya menjadi penonton dalam peristiwa tersebut dan tidak berupaya mencegah. "Dengan tembakan peringatan, misalnya."

Sepanjang 2001-2011 tercatat 32 peristiwa penyerangan terhadap Ahmadiyah. Puncaknya penyerangan kembali terjadi di Cikeusik, Pandeglang, pekan lalu, yang menyebabkan tiga orang tewas mengenaskan. Penyerangan terhadap Ahmadiyah paling banyak terjadi pada 2010, yang tercatat mencapai 14 peristiwa.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar, Boy Rafli Amar, saat dihubungi VIVAnews.com, Minggu 13 Februari 2011, membatah tegas pernyataan Nurkholis.

Menurut Boy Rafli, hingga kini belum ditemukan adanya indikasi seperti yang dituduhkan Imparsial terhadap institusi polisi.  "Kalau ada pihak lain yang menemukan adanya keterlibatan oknum polisi seperti yang dikatakan itu, kami harap melaporkan kepada kami. Tentunya, kalau memang laporan itu benar, kami akan memprosesnya," ujar Boy Rafli.

PSI Ajukan 10 Gugatan Hasil Pileg, MK Pastikan Anwar Usman Tak Ikut Tangani
Siswa pelaku aksi tawuran diperiksa Polres Purworejo.

Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun

Peristiwa ini terekam dalam video yang viral di media sosial. Video menunjukkan sekelompok pelajar terlibat perkelahian di jalanan Purworejo sambil membawa sajam.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024