MUI dan Ahmadiyah Akan Bertemu DPR

Rumah Suparman anggota Jemaah Ahmadiyah yang dirusak warga
Sumber :
  • ANTARA/Asep Fathulrahman

VIVAnews - DPR RI akan membahas penyerangan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten yang terjadi Minggu 6 Februari lalu dalam rapat dengar pendapat. Untuk pembahasan ini, Komisi VIII DPR akan memanggil pengurus Ahmadiyah, dan tokoh masyarakat termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Kami ingin tahu persepsi mereka seperti apa, dan menyampaikan persepsi masyarakat terhadap Ahmadiyah seperti apa," kata Ketua Komisi Abdul Kadir Karding. Jadwalnya, rapat dengar pendapat dengan Ahmadiyah akan dilakukan hari ini, Rabu 16 Februari 2011. Sementara pertemuan dengan MUI, Kamis 17 Februari 2011.

Sebenarnya, Karding menambahkan, hubungan antara Ahmadiyah dan umat Islam sudah ada rambu-rambunya, yaitu Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri. Tetapi, implementasi isi kesepakatan itu seringkali kurang tepat. "SKB 3 Menteri itu kan prosesnya panjang, dan menjadi titik kompromi paling bagus. Hubungan Ahmadiyah dan masyarakat harus dijembatani aturan normatif," katanya.

Menurut politikus PKB itu, Komisi VIII telah menerjunkan tim ke Cikeusik untuk mengetahui permasalahan di lapangan. Temuan yang mereka dapat akan jadi bahan dialog dengan Ahmadiyah. "Besoknya lagi kami undang tokoh-tokoh masyarakat seperti MUI," kata Karding.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ahmad Zainudin menambahkan kekerasan di Cikeusik menjadi pemacu bagi DPR untuk segera merampungkan Rancangan Undang-Undang Kerukunan Beragama.

Menanggapi undangan DPR ini, Ketua MUI Amidhan menyatakan siap datang dan menjelaskan kepada DPR. Sejumlah data akan disiapkan MUI terkait tragedi Cikeusik, termasuk data-data yang dikumpulkan Tim Pencari Fakta (TPF) Cikeusik bentukan MUI.

"Kami memang mau membuat data yang objektif, dan itu akan disampaikan ke DPR dan polisi sebagai alternatif. Jika digunakan untuk penyidikan, itu wewenang polisi," katanya.

Menurut Amidhan, MUI juga siap menjelaskan fatwa MUI terkait menyimpangnya ajaran Ahmadiyah dari ajaran Islam. Bahkan, sambungnya, MUI akan memaparkan fatwa-fatwa ulama seluruh dunia terkait Ahmadiyah.

Seperti diketahui, MUI telah mengeluarkan fatwa tahun 1980 yang menyebutkan ajaran Ahmadiyah menyimpang dari ajaran Islam. Fatwa ini lantas diperkuat pada 2005.

Sementara itu, Ahmadiyah menyatakan dengan senang hati akan menghadiri undangan DPR tersebut. "Ini jadi kesempatan dialog dengan pihak-pihak yang ingin bertanya soal Ahmadiyah. Kami apresiasi," kata Humas Ahmadiyah, Firdaus Mubarik.

Selain itu, kata dia, Ahmadiyah juga siap menjelaskan Buku Putih yang terbit menyikapi Fatwa MUI tahun 1980 yang menyatakan Ahmadiyah sesat.

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024

Hasil TPF MUI

Sampai saat ini, TPF MUI masih mengumpulkan keterangan dari lapangan mengenai apa sebenarnya yang terjadi Minggu 6 Februari 2011 di Cikeusik, Pandeglang. Dengan mengerahkan ulama, MUI berharap warga bisa lebih terbuka dan memberikan informasi.

MUI berharap kepolisian tak menerapkan kejar target dalam mengusut kasus ini. "Seperti dikejar-kejar sehingga warga malah jadi takut," kata dia. "Mereka (warga) bukan teroris."

Dalam proses pencarian fakta ini, MUI mempertanyakan keberadaan 17 jemaah Ahmadiyah yang datang dari Jakarta saat insiden terjadi. Dia menilai 17 warga Ahmadiyah ini menjadi kunci dalam kasus bentrok yang menewaskan tiga orang tersebut.  "Kalau 17 orang itu tak datang, saya yakin tidak terjadi (bentrok)," kata Amidhan.

Hasil pengumpulan keterangan sementara, MUI menemukan bahwa warga terprovokasi dengan kedatangan 17 orang itu, yang digambarkan bertindak 'petantang-petenteng'.

Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic

Malah, kata Amidhan, di antara 17 orang itu ada yang memperagakan debus saat kejadian. "Sambil melemparkan pernyataan 'siap mempertahankan sampai darah penghabisan'. Ini kan memancing."

MUI juga mempertanyakan niat kedatangan 17 warga ini ke Cikeusik. Alasan melindungi aset pemilik rumah, Suparman, pun diragukan. "Itu kan rumah biasa, bukan tempat ibadah. Kalau tempat ibadah mungkin saja warga merusaknya seperti yang di Bogor," kata dia.

Meski demikian, kata dia, TPF masih terus mengumpulkan informasi di lapangan. "Kami belum menyimpulkan apapun sampai ada laporan lengkap dari sana," kata Amidhan. Laporan ini, kata dia, akan diserahkan MUI kepada Mabes Polri sebagai masukan penyeimbang.(np)

Ramalan zodiak

Ramalan Zodiak Kamis 25 April 2024, Libra Lajang Bertemu Seseorang Istimewa

Ramalan zodiak Kamis, 25 April 2024. Aries ingin menjauh dari realitas sejenak. Bagi Libra yang lajang, mungkin ada kesempatan untuk bertemu seseorang yang istimewa.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024