- VIVAnews/Desy Afrianti
VIVAnews - Polda Jawa Timur menegaskan bahwa kasus penyerangan Pondok Pesantren Al Ma'hadul Islam Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Desa Kenep, Beji, Pasuruan, tidak direncanakan. Penyerangan itu disinyalir merupakan kasus kriminal murni.
"Aksi massa itu bukan direncanakan seperti yang terjadi di Temanggung," kata Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Badroddin Haiti usai bertemu perwakilan ulama se-Pasuruan di Mapolda Jawa Timur, Surbaya, Rabu, 16 Februari 2011.
Badroddin menjelaskan kronologi peristiwa penyerangan yang dilakukan massa yang menumpang bersepeda motor itu. Penyerangan itu, katanya, berawal dari saling ejek pada pertandingan futsal dua tim.
"Peristiwa saling ejek di pertandingan futsal itu berbuntut pelemparan batu ke pondok pesantren," ujar mantan Kapolda Sumatera Utara ini.
Dalam pertemuan dengan para ulama se-Pasuruan itu, Badroddin sempat membacakan beberapa butir kesepakatan. Isi kesepakatan itu antara lain bahwa para ulama sepakat menjaga Jawa Timur tetap kondusif dan mampu mengendalikan massanya. "Semua komponen diminta bisa membantu menjaga kesejukan Provinsi Jawa Timur," ujar Badroddin.
Pelemparan batu itu, kata pimpinan pesantren, Habib Ali bin Umar, terjadi sekitar pukul 14.15 WIB. Saat itu para santri sebagian ada yang istirahat, sebagian ikut turnamen futsal.
Tiba-tiba, tambah dia, sekitar 100 motor datang serempak. "Mereka masuk, memecahkan kaca, melakukan perusakan," kata Habib Ali, kepada VIVAnews, Selasa 15 Februari 2011. (Laporan: Tudji Martuji, Surabaya)