- AP Photo/ Xinhua, Nasser Nouri
VIVAnews - Pemerintah tidak langsung memulangkan 150 mahasiswa Indonesia yang berada di Libya ke Indonesia. Mereka akan dievakuasi Tunisia, tetangga Libya.
Alasan pemerintah, kata Ketua Satgas evakuasi WNI di Libya, Hassan Wirajuda, di Bina Graha, Jumat 25 Februari 2011, dalam waktu dua sampai tiga minggu ke depan krisis politik di Libya sudah konklusif. "Sehingga dari situ kita pikirkan kembali pengembaliannya lagi mahasiswa kita di Tripoli," kata dia
Selain itu, pemerintah juga akan memberikan beasiswa bagi mahasiwa yang transit di Tunisia selama tiga bulan. "Besarannya sebanding dengan mahasiswa di Kairo. Tapi agak mahalan di kota Tunisia," kata dia
Namun pemerintah belum dapat memastikan kapan mahasiwa Indonesia dapat meninggalkan Libya untuk sementara waktu. "Mudah-mudahan berapa hari medatang," kata dia
Hassan menambahkan, pemerintah mencarter pesawat Tunisia Airbus yang berkapasitas 262 orang. Pemerintah juga menunggu kondisi bandara Tripoli yang belum stabil. "Airport yang on dan off tiga jam dievaluasi ditutup atau tidak di Tripoli," kata dia
Sementara itu dari 60 Tenaga Kerja Indonesia yang berada Libya, delapan di antaranya bekerja di Istana Moammar Khadafi. Hassan menambahkan, pihaknya mengalami kesulitan untuk mengevakuasi delapan orang tersebut. "Seperti halnya TKI dan TKW yang bekerja di Istana Ben Ali di Tunisia," kata dia.
Izin keluar dari istana baru diperoleh setelah Ben Ali melarikan diri. "Kami upayakan evakuasi sebelum krisis politik masalahnya selesai," ujar Hassan yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu. (umi)
Satgas mengidentifikasi, warga negara Indonesia di Libya berjumlah 870 orang, di mana 201 di antaranya merupakan karyawan PT Wijaya Karya yang dipastikan bertolak malam ini dari Tripoli. 150 adalah mahasiswa, 60 adalah TKI yang delapan orang bekerja di istana presiden Moammar Khadafi.
Pilpres Berakhir, Cak Imin Sebut Timnas Amin Akan Dibubarkan Besok Pagi di Rumah Anies
Cak Imin menjelaskan bahwa pembubaran Timnas Amin akan dilakukan di rumah Anies Baswedan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
