Eropa Pantau Gunung Merapi via Satelit

Erupsi terbesar Gunung Merapi tahun 2010
Sumber :
  • ANTARA/Anis Efizudin

VIVAnews – Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam, Andi Arief, menyatakan letusan Gunung Merapi telah menyita perhatian para ahli di Eropa, Amerika, dan Australia. Mereka mengamati secara langsung semua aktivitas vulkanik yang terjadi pada saat itu, melalui satelit.

“Kemudian, menginformasikannya ke Mbah Rono (Surono, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), agar data-data itu dapat melengkapi pengambilan keputusan,” kata Andi setelah berdiskusi dengan Surono baru-baru ini.

Andi Arief menambahkan, pengamatan aktivitas pemantauan abu vulkanik dilakukan secara ketat karena peristiwa ini terkait langsung dengan keselamatan penerbangan internasional. Vulkanik Ash Advisory Centre (VAAC), Darwin, Australia, yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan informasi awan abu dan menilai risiko penerbangan, menggunakan data satelit itu untuk mengeluarkan prakiraan. Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk dalam VAAC.

“Hal ini semata-mata untuk keselamatan penerbangan Indonesia,” kata Andi Arief. “Jadi ini penting, di Indonesia terdapat gunung api terbanyak di dunia, tiga letusan gunung api per tahun, dan sebagai lintasan penerbangan antar benua dan domestik.”

Andi mengungkapkan para ahli di Eropa memberikan perhatian serius terhadap perkembangan aktivitas gunung api di Indonesia. Tidak hanya terhadap letusan Merapi pada 26 Oktober hingga 3 Desember 2010, mereka juga Eropa juga meneliti letusan Gunung Tambora dan Toba.

“Eropa sangat peduli , kapan saja dan kemungkinan-kemungkinan dampak apa di Eropa jika letusan sekelas Tambora dan Toba itu terjadi lagi,” kata Andi. (kd)

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024