- VIVAnews/ Fajar Sodiq
VIVAnews - Dua raja kembar di Keraton Kasunanan Surakarta direncanakan akan berdamai. Salah satu kerabat Keraton Kasunanan Surakarta sekaligus cucu Sri Susuhan Pakubuwono (PB) X, BRA Mooryati Sudibyo, mengakui sudah ada pembicaraan antara pemerintah dengan keluarga keraton.
“Yang menjadi penengah harus pemerintah karena itu tanggung jawab pemerintah. Itu hukumnya di bawah undang-undang negara,” kata dia seusai menerima penghargaan UNS Award di Solo, Jumat, 11 Maret 2011.
Dia enggan menjelaskan secara rinci soal arahan pemerintah dan keluarga keraton, termasuk wacana melibatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penengah. “Campur tangan pemerintah itu memang penting dan harus. Kalau soal RI 1 saya belum tahu. Selama ini rencana-rencana rekonsiliasi itu memang ada,” terangnya.
Dualime kepemimpinan Raja Solo muncul setelah meninggalnya PB XII. Setelah itu keraton terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama di bawah kepemimpinan PB XIII Hangabehi dengan tahta di Keraton Kasunanan Surakarta. Kubu kedua di bawah kepemimpinan PB XIII Tedjowulan yang menetap di kawasan Kota Barat, Solo.
Perselisihan dua raja tersebut muncul setelah masing-masing mengklaim sebagai pewaris sah tahta keraton warisan PB XII. Dampaknya, setiap even budaya keraton selalu muncul dua versi.
Laporan: Fajar Sodiq | Solo