- AP Photo/Charles Dharapak
VIVAnews - Pemerintah melayangkan nota protes diplomatik kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat berkait informasi yang dimuat koran The Sydney Morning Herald dan The Age.
Dua surat kabar Australia itu memuat berbagai informasi rahasia yang diklaim merupakan bocoran kawat diplomatik AS dari WikiLeaks. Isinya, menuding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para pejabat tinggi lain terlibat praktek korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
"Kami telah melayangkan nota protes ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Istana Kepresidenan, Jumat, 11 Maret 2011.
Julian mengatakan Presiden Yudhoyono menyesalkan kebijakan redaksional dua media tersebut yang tidak memverifikasi terlebih dahulu berbagai tuduhan terhadap sejumlah pejabat Indonesia. "Ini sangat dipertanyakan," kata dia.
Julian menambahkan, pemerintah Indonesia tidak akan melayangkan nota protes kepada kedutaan besar asing jika kasusnya tidak mencoreng harga diri bangsa. "Hampir tidak pernah, bahkan jarang. Tetapi apa yang diberitakan tidak benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan," ucapnya.
Bocoran WikiLeaks itu diberitakan The Age dalam edisi Jumat, 11 Maret 2011, dengan sebuah judul besar di halaman depan, "Yudhoyono 'Abused Power': Cables accuse Indonesian President of corruption." Berita serupa juga dimuat harian Sydney Morning Herald.
Selain Presiden SBY, sejumlah pejabat dan mantan pejabat Indonesia turut disinggung. Diantaranya mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua MPR Taufiq Kiemas, hingga Ibu Negara Ani Yudhoyono. Kedubes AS pun menyebut penasihat presiden, TB Silalahi, sebagai salah satu informan mereka yang paling berharga. Tak cuma itu, pengusaha Tomi Winata juga disebut-sebut punya kaitan dengan pihak istana.
Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, mengatakan, semua kabar dari media massa Australia itu hanya gunjingan dan tidak berdasarkan fakta. Sementara Duta Besar AS, Scot Marciel, mengatakan, "Dokumen tersebut tidak mewakili sikap AS. WikiLeaks sangat tidak bertanggungjawab atas hal ini."