Merapi Hanya Boleh Didaki Untuk Penelitian

Letusan Gunung Merapi tahun 2006
Sumber :
  • www.volcanodiscovery.com

VIVAnews - Meski aktivitas Gunung Merapi kian hari kian menunjukkan penurunan namun demikian aktivitas pendakian gunung teraktif di dunia tersebut belum diijinkan. Pasalnya status merapi hingga saat ini masih dalam status waspada dan belum dinyatakan dalam status normal.

"Pendakian gunung hanya diperbolehkan untuk penelitian, namun untuk aktivitas hobi atau yang lainnya masih dilarang," kata Subandriyo, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Jumat 11 Maret 2011.

Menurutnya Merapi saat ini masih mengeluarkan asap tebal seperti aliran turbulance atau bualan-bualan asap. Dinding-dinding gunung di puncak saat ini masih rapu, meskipun batuan itu keras, itu disebabkan oleh masih banyaknya  material yang dihasilkan dari piroklastik saat erupsi 2010 yang lalu.

"Apalagi, saat ini di puncak gunung masih sering terjadi hujan deras. Sehingga dikhawatirkan material itu roboh," paparnya.

Subandriyo menambahkan asap solfatara yang setiap saat masih keluar dari kawah gunung, ia menyakatan kadang meluncur ke bawah, tidak seperti biasanya yang menjulang ke atas. Hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Sebab meluncurnya awan itu tidak pekat dan hanya terbawa angin.

"Arah angin yang nantinya menentukan kemana arah asap bergerak. Jika arah angin ke bawah maka tekanan di bawah lebih kuat dan asap akan bergerak ke bawah," ujarnya.

Berdasarkan catatan BPPTK pada pekan ini, hujan terjadi dengan intensitas sedang  di sekitar gunung. Intensitas hujan tertinggi 75 milimeter per jam selama 30 menit di sekitar Pos Kaliurang (sektor selatan). Suhu udara di sekitar gunung berkisar antara 160 derajat Celcius hingga 290 derajat Celcius.

Dalam satu minggu, tercatat gempa tektonik 1 kali, gempa multiphase 61 kali, dan guguran 47 kali. Secara umum menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih fluktuatif.

Di sisi lain, BPPTK telah memasang alat pemantau curah hujan telemetrik sebanyak 10 buah di Klatakan, Dam Setyabudi, Talun Lor, Dukun, Ngepos (Magelang). Yang masuk wilayah Sleman di Kalitengah Lor, Plawangan, Kali Boyong dan Kali Kuning. Selain itu juga dipasang kamera visual (CCTV) sebanyak 9 buah. Yaitu di Talun Lor, Dukun, Ngepos, Kali Batang (Magelang). Di Kali Boyong (2 buah), Kali Kuning, Kali Opak dan Kali Gendol 2 buah (Sleman).

Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta

Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!
Ketua Fraksi Demokrat di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas

Ibas Harap Prabowo-Gibran Penuhi Janji Politik saat Kampanye

Politisi yang akrab disapa Ibas, itu menyatakan siap bersinergi dan berkolaborasi, dalam pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Transisi pemerintahan harus berjalan baik.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024