- Vivanews/ Amatul Rayyani
VIVAnews - Ledakan bom di Kantor Berita Radio 68H diduga ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla, mantan koordinator Jaringan Islam Liberal. Namun Ulil mengira teror ini tak ada kaitannya dengan kegiatan dia selama di JIL.
"Saya kira tidak, saya sudah lama tidak aktif di JIL. Saya sudah bukan koordinator lagi sejak beberapa tahun lalu, waktu saya kuliah di luar negeri," kata Ulil saat dihubungi VIVAnews, Selasa, 15 Maret 2011.
Ulil mengatakan, teror seperti ini tak pernah diterima saat dia aktif dalam JIL. Dia menduga teror ini ada sejak dia aktif berpolitik di Partai Demokrat. "Ini teror pertama kali, dan mengapa baru sekarang. Saya menganggap tak ada kaitannya dengan dulu (di JIL), tapi kegiatan sekarang lebih banyak di politik," ujar Ulil. Dulu waktu di JIL belum pernah," dia melanjutkan.
Ulil pun menduga, teror muncul sejak dia mulai bersuara dalam isu-isu sensitif. "Misalnya reshuffle," jelas Ulil. Namun Ulil tidak ingin menduga lebih jauh. Dia pun kemudian menyerahkan kepada Kepolisian menangani kasus ini.
Sebelumnya, sebuah bom meledak dari sebuah paket berisi buku dengan judul "Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin". Paket itu ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla.
Buku itu dikirim lengkap dengan surat dari seseorang bernama Sulaiman Azhar Lc, yang berprofesi penulis dan beralamat di Jalan Bahagia, Gg Panser no 29, Ciomas, Bogor.(np)