- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Kepala Badan Intelijen Negara, Sutanto, menyatakan aparat intelijen masih mendalami bom berupa paket buku yang dikirim ke tiga tempat di Jakarta yakni ke Kantor Berita Radio 68H di Utan Kayu, Badan Narkotika Nasional di Cawang, dan kediaman Ketua Pemuda Pancasila, Japto Soerjosoemarno, di Cilandak.
"Ini masih dalam pendalaman. Kejadian teror banyak sekali. Aparat intelijen sudah bekerja keras dan beberapa kali bisa mencegahnya, tapi tentu tidak mudah mengungkap sesuatu kejahatan apalagi mereka dalam melaksanakannya secara tertutup," ujar Sutanto sebelum rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu 16 Maret 2011.
Sutanto berjanji intelijen berusaha membongkarnya. Soal hasilnya, "Tunggu ya, jangan sekarang. Mohon sabar, supaya tidak ganggu proses penyidikan," kata Sutanto.
Sutanto menilai cara teror menggunakan bom memang bisa berubah-ubah. Bom yang biasanya ditujukan kepada kelompok, bisa saja ditujukan ke perorangan. "Kan bisa bermacam cara dilakukan. Yang lalu di kelompok massa, sekarang perorangan. Bisa berubah-ubah," kata Sutanto.
Paket bom yang diterima di kantor Komunitas Utan kayu Jl. Utan kayu No. 68H, Jakarta Timur pada 15 Maret 2011 meledak setelah berusaha dijinakkan seorang petugas polisi. Dua orang terluka, termasuk seorang perwira polisi yang berupaya menjinakkan bom itu.