- Andika Wahyu
VIVAnews - Wakil Presiden Boediono mengatakan Indonesia patut bersyukur telah melewati masa-masa kritis dalam proses transisi demokrasi. Masa kritis itu terjadi setelah reformasi bergulir di tahun 1998. Menurut Boediono, reformasi di Indonesia adalah bagian dari perubahan besar yang terjadi di seluruh dunia, mulai dari Eropa Timur, Amerika Latin, hingga Afrika Selatan.
"Proses yang sama saat ini tampaknya juga mulai melanda Timur Tengah. Padahal beberapa waktu lalu terlihat tidak terpengaruh oleh demokratisasi global," kata Boediono dalam Seminar Nasional ke-14 Ikatan Alumni Lemhanas di Bandar Lampung, Sabtu, 19 Maret 2011.
Karena itu, Boediono mengingatkan bahwa masa kritis yang telah dilewati Indonesia seharusnya tidak dijadikan tujuan akhir. "Tapi, justru awal dari perjalanan besar kita," ucap Boediono.
Menurut Boediono, masih banyak sejumlah pekerjaan besar yang belum selesai dilakukan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Pekerjaan besar itu membutuhkan konsolidasi demokrasi.
"Konsolidasi demokrasi inilah yang menjadi tugas kita sebagai Bangsa untuk puluhan tahun ke depan. Sampai kita benar-benar mempunyai praktek demokrasi yang mantap dan pas bagi bangsa kita," ujar guru besar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada ini.
Boediono mengingatkan agar energi yang ada jangan digunakan untuk menghambat proses konsolidasi itu. "Sangatlah disayangkan apabila energi sosial kita tidak dimanfaatkan untuk konsolidasi, tapi justru disia-siakan untuk hal-hal yang tidak produktif atau justru merongrong konsolidasi," katanya. (kd)
Waketum Nasdem Temui Prabowo Subianto, Sinyal Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Menguat?
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menyambangi Presiden terpilih hasil Pilpres 2024 Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Kertanegara IV Jakarta Selatan, Selasa
