- VIVAnews/ Gestina Rachmawati
VIVAnews -- Badan Intelijen Negara (BIN) berencana mengawasi kegiatan di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter yang dianggap berbahaya. Terkait itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring angkat suara.
"Nggak apa-apa, itu kan terbuka," kata Tifatul usai menghadiri pembukaan Asia-Pacific Security & Defence Expo di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Rabu 23 Maret 2011.
Menurut Tifatul, jejaring sosial itu seperti Facebook dan Twitter, merupakan wilayah publik yang bisa diawasi oleh siapapun. "Saya saja diawasi terus, apalagi yang lain masa nggak boleh diawasi," kata dia.
Tifatul mengaku, selain dipantau publik, ia juga kerap memantau aktivitas jejaring sosial di internet. "Saya saja mantau. Saya mantau dari dulu ya, Twitter dan Facebook," kata dia. "Nggak usah diperintah masa kita nunggu perintah. Twitter kan bebas-bebas aja.
Tifatul juga tak khawatir pemantauan jejaring sosial itu akan
dijadikan alat politik oleh pihak yang berkuasa. "Nggak khawatir.
Twitter itu terbuka, dipelototin aja, nggak usah diintai ya," kata
dia.
Sebelumnya, Kepala BIN, Jenderal (Pur) Sutanto mengatakan akan mengawasi jejaring sosial yang dinilai membahayakan. "Yang membahayakan tentu kami pantau. Yang arahnya teror dan subversif tentu kami pantau. Datanya kami serahkan ke Menkominfo, biar Menkominfo yang menentukan langkahnya," kata Sutanto di gedung DPR, Selasa 22 Maret 2011. (sj)