Pengadilan Panggil Paksa Menteri Kesehatan
- ANTARA/Regina Safri
VIVAnews -- Penjelasan Menteri Kesehatan dan Institut Pertanian Bogor (IPB) tak lantas membuat kasus susu formula terkontaminasi Enterobacter sakazakii selesai. Proses hukum terus berjalan.
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengeluarkan peringatan kepada Menteri Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melaksanakan putusan Mahkamah Agung (MA) soal kasus susu formula berbakteri secara sukarela.
Ketiganya harus hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada waktu yang telah ditentukan. "Supaya datang menghadap di hadapan kami pada hari Selasa 26 April 2011, pukul 10.00 WIB," kata Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Syahrial Sidik dalam penetapan yang dikeluarkan, Senin 11 April 2011.
Menurut Syahrial, dengan adanya peringatan ini, terhitung delapan hari sejak peringatan diterima, maka Menkes cs diharapkan dapat melaksanakan putusan dengan mengumumkan nama produk susu yang mengandung Enterobacter sakazakii.
Dalam pertimbangannya, Syahrial mengatakan, penetapan dikeluarkan karena sudah dipastikan tidak ada satupun pihak yang mengajukan upaya hukum luar biasa terhadap putusan kasasi MA. Dengan begitu, maka putusan kasasi MA itu sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
"Hingga saat ini para pihak yang berperkara belum menggunakan haknya untuk mengajukan PK," terang Syahrial.
Sementara itu, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat meminta bantuan kepada Pengadilan Negeri domisili untuk menyampaikan peringatan kepada para pihak. Untuk IPB, melalui Pengadilan Negeri Cibinong, Menkes melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, serta BPOM Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Sebelumnya, Menkes dan IPB bersikukuh tak bisa mengumumkan merek susu berbakteri. Kementerian Kesehatan pun melakukan upaya perlawanan, dengan mengajukan peninjauan kembali (PK). (SJ)
Uskup Sydney yang Ditikam Maafkan Penyerangnya: Saya Selalu Mendoakanmu
Pemimpin Gereja di Sydney Uskup Mar Mari Emmanuel menjelaskan bahwa dirinya mengalami pemulihan yang cepat, dan juga memaafkan tersangka penyerangnya.
