- ANTARA/Rosa Panggabean
VIVAnews - Siapa pelaku bom bunuh diri di masjid Markas Polresta Cirebon, Jawa Barat, sedikit demi sedikit terkuak. Salah satu warga Cirebon, Abdul Ghofur yakin foto yang dirilis Mabes Polri sebagai pelaku bom bunuh diri itu, anaknya.
"Saya langsung yakin 100 persen itu Syarif karena jempol luka bekas kegencet saat ganti ban," kata dia saat ditemui, Senin 18 April 2011. Selain itu, tanda lainnya, kata dia, adalah gigi patah. "Gigi dia patah saat SD berenang dan jatuh dari perosotan," kata dia.
Bapak berusia 66 tahun ini mengaku tak menyangka anaknya jadi pelaku bom bunuh diri. Saat bom meledak dan melihat siaran televisi, dia sempat meragukan pelaku bom itu adalah anaknya. "Saya malah langsung spontan mengutuk, biadab. Keji, orang Islam digempur seperti itu," kata dia.
Selain melihat ciri fisik yang dirilis kepolisian, Ghofur pun ingat pesan anaknya pada 2009. "Saya sedang sakit waktu itu, Syarif bilang, nanti Syarif akan bikin kejutan buat bapak dan keluarga," kata Ghofur sambil mengutip perkataan anaknya. Menurutnya, Syarif kenal dengan aliran Islam keras sejak 2009.
Dia menceritakan bahwa Syarif sudah keluar dari rumah sejak 2002. Saat itu, dia bergabung dengan kawannya anggota Brimob untuk membuka digital foto di Jalan Siliwangi, Cirebon. Anaknya menggeluti usaha ini sampai 2006. Setelah itu, dia bekerja di toko komputer.
"Sebelum Syarif ketemu jaringan keras-keras ini, sudah ngomong keras. Kalau dinasehati keluarga juga melawan."
Sebelum memisahkan diri dari keluarga, Ghofur mengenang saat Syarif pernah meminta disekolahkan di pesantren selepas lulus SMA, tahun 1997. "Pesantrennya di Kediri. Saya kasih uang untuk dana satu tahun, tapi 4-5 bulan dia sudah pulang karena dia mengaku uangnya dicuri."
Bom meledak sesaat salat Jumat di masjid Mapolresta Cirebon, 15 April lalu. Pelaku yang diduga M Syarif tewas di tempat dengan kondisi perut hancur. Sekitar 30 orang lainnya mengalami luka berat sampai ringan. (eh)
Jaksa KPK Panggil Febri Diansyah dkk ke Sidang SYL, Ini Alasannya
Jaksa KPK akan memanggil Febri Diansyah dkk dalam sidang kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian (Kementan) dengan terdakwa mantan Mentan SYL.
