- Antara/ M Risyal Hidayat
VIVAnews - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nusron Wahid mengaku telah memperoleh informasi akan adanya upaya pengeboman gereja pada hari raya umat Kristiani, Jumat Agung, sejak dua hari yang lalu.
Informasi tersebut diperoleh Nusron dari jaringan yang memiliki kedekatan dengan GP Ansor. Namun, karena harus dipastikan kebenarannya, Nusron tidak lantas merilis informasi tersebut kepada masyarakat.
“Informasi yang didapat ini dari jaringan Ansor,” kata Nusron saat jumpa pers di Kantor GP Ansor bersama Direktur Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yeni Wahid, di Jakarta, Kamis, 21 April 2011.
Nusron yang enggan menyebutkan sumber informasinya tersebut mengatakan pelaku yang akan membuat kekacauan di berbagai gereja dalam perayaan wafatnya Isa Almasih itu merupakan kelompok teroris lama. “Mereka ingin mengacaukan stabilitas keamanan warga Jakarta,” katanya.
Terhadap ancaman itu, GP Ansor memutuskan untuk menurunkan Banser guna mengamankan seluruh gereja di Tanah Air. Anggota Banser akan ditempatkan untuk membantu kepolisian menjaga gereja maupun katredal di seluruh Ibu Kota.
“Banser dikerahkan untuk memberikan jaminan keamanan kepada jemaat gereja yang akan merayakan ibadah. "Di Jabotabek kami turunkan seribu personel, tapi kalau di daerah-daerah disesuaikan dengan kondisi dan jumlah gereja," kata Nusron.
Upaya pengamanan tersebut, lanjutnya, hanya bersifat bantuan dari GP Anshor kepada kepolisian yang bertujuan agar umat Kristiani dapat tenang beribadah.
"Kita harapkan umat Kristiani tenang beribadah. Setidaknya, mereka punya saudara di sini. Tidak usah khawatir, tidak usah takut, silakan beribadah dengan tenang. Semoga ibadahnya bisa khusyuk bisa tenang, bisa khidmat, dan membawa keberkahan bagi Bangsa Indonesia," kata Nusron.