VIVAnews - Kapolda Bali Irjen Hadiatmoko menegaskan Bali bebas dari gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan ini diduga melancarkan aksi cuci otak mahasiswa di sejumlah daerah.
"Identifikasi kami, tak ada sama sekali NII di Bali. Bali bebas dan aman dari NII," kata Kapolda usai menghadiri peresmian Law and Human Rights Center di Bali, Jumat 29 April 2011.
Sementara itu, Gubernur Made Mangku Pastika tetap mengimbau agar masyarakat Bali waspada terhadap gerakan yang disebutnya sudah mengakar-urat tersebut. "Gerakan ini sudah lama ada dan laten. Masyarakat harus waspada terhadap gerakan tersebut," kata dia.
Sebelumnya, kepolisian mengendus gerakan terlarang ini di sejumlah kantong kantong-kantong intelektual di kampus-kampus wilayah Jawa, diantaranya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Brawijaya, dan Universitas Airlangga, Surabaya.
Keterlibatan para mahasiswa biasanya ditandai dengan perubahan sikap yang bersangkutan setelah masuk NII, salah satunya menghilang selama beberapa waktu. Tak sedikit, mahasiswa-mahasiswa ini kemudian menyetor sejumlah dana untuk gerakan NII.
Mantan anggota NII, Ken Setiawan, menjelaskan bagaimana cara NII mencuci otak calon pengikutnya. Diawali dari jalinan komunikasi yang intensif. "Diberi sugesti, pembenaran, tak diberi kesempatan berpikir, dimasuki terus. Pokoknya, kita benar yang lain salah," kata pendiri NII Crisis Center itu. (eh)
Laporan Bobby Andalan | Bali
Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024
Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024
