SOROT 133

Menteri NII: 2 Ton Emas Dideposito di Century

Kompleks Pondok Pesantren Al Zaytun
Sumber :

VIVAnews - Berkemeja batik, Imam Supriyanto tak menunjukkan tanda orang penting. Padahal, dia pernah punya jabatan penting di sebuah jaringan yang kini sedang jadi pembicaraan, Negara Islam Indonesia (NII). Imam pernah jadi Menteri Peningkatan Produksi NII. Jabatan itu dia pegang sejak 1997 sampai ia keluar tahun 2007.

Maraknya kabar soal penculikan dan penipuan oleh kader NII, membuat Imam gelisah. Bagaimana pandangan Imam tentang hal itu dan hubungan NII dengan Pesantren Al Zaytun di Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat, berikut wawancara khusus VIVAnews dengannya.

Bagaimana dan berapa lama seseorang direkrut jadi anggota NII?
Tergantung. Kalau pada tahun 1970-an itu lama sekali, bisa tahunan. Kadang orang tidak di-baiat (dilantik) dulu, tapi disuruh mencari anggota baru dulu. Kalau dia sukses, baru di-baiat. Tahun 1980-an, yang aktif minimal 9 bulan baru di-baiat. Sebelum di-baiat dia disuruh mencari anggota baru. Di era 2000-an ini, tiketnya uang. Berani bayar Rp2 juta langsung di-baiat. Beda. Polanya berubah terus. Setelah dipegang Abu Toto alias Panji Gumilang, polanya seperti itu. Bisa bayar sedekah besar, langsung di-baiat.

Apa penyebab perubahan itu?
Karena NII sudah punya proyek, Pondok Pesantren Al Zaytun itu. Proyek ini butuh uang. Jadi, salah satu misi Komandemen Wilayah 9 (KW9) adalah penggalangan dana, sehingga dia bisa ditugaskan untuk menyantuni pimpinan tingkat tinggi dan wilayah-wilayah yang lain. Itu bisa dilakukan Wilayah 9 yang mencakup Jabodetabek dan Banten. Yang  direkrut dari berbagai kalangan. Di antaranya dari Sekretariat DPR/MPR, kalangan pengusaha, intelektual, dan artis.

Jadi, misi utama KW9 adalah ekonomi?
Misi Wilayah 9 adalah ekonomi, khususnya penggalangan dana. Proses politiknya kenapa di Wilayah 9, itu karena setelah proses regenerasi 1997, dari Adah Jaelani diserahkan tongkat estafet kepada Abu Toto alias Samsul Alam alias Panji Gumilang. Setelah Abu Toto menerima tongkat estafet sebagai Panglima NII, dibentuklah Dewan Syuro dan Majelis Syuro. Abu Toto terpilih menjadi Ketua Dewan Suro dan Majelis Syuro. Waktu itu dia ketuanya, wakilnya Ahmad Husein. Setelah terbentuk Dewan Syuro baru masuk pemilihan Imam. Dulu calonnya ada beberapa orang. Di sini Abu Toto terpilih menjadi Imam NII.

Struktur NII mengikuti struktur negara?
Iya, ada DPR, MPR, ada DPA, ada KPU. Ini dibuat tahun 1997, di era Abu Toto. Jadi, berlaku pemerintahan sipil yang melaksananakan Qanun Asasi (Undang-undang Dasar NII). Di era ini kembali ke era kepemimpinan sipil. Sistem Wilayah 9 adalah sistem kenegaraan, sistem pemerintahan. Di tingkat wilayah ada Panglima, ada Kepala Staf, Wakil Kepala Staf, ada Kepala Bagian. Di Wilayah 9 ada sembilan daerah, yaitu Bekasi, Tangerang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Banten Utara, dan Banten Selatan.

Sejak kapan NII melirik pendidikan?
Karena misi Wilayah 9 adalah pendidikan dan intelektualitas, sejak masa kepemimpinan Abi Karim sudah ada wacana ini. Soalnya, kalau kaderisisasi yang sudah tua-tua ini, dianggap rentan pecah. Ini karena mereka punya latar belakang berbeda, ada Muhamadiyah, Persis, dan lainnya, jadi sudah pada karatan. Maka itu harus ada kaderisasi formal.

Bagaimana awal mula pendirian Pesantren Al Zaytun?
Itu setelah ada pembicaraan soal kaderisasi formal tadi, di era kepemimpinan Abu Toto. Dulu wacananya hanya sekolah saja, belum Al Zaytun. Kami sudah membeli beberapa lahan. Salah satu cara untuk mencapai itu dengan qirad atau obligasi. Obligasi ini mengambil dasar Al Quran, yakni memberikan pinjaman yang baik. Jadi warganegara meminjamkan ke negara dan suatu saat akan dikembalikan dengan faedah-faedahnya. Di NII ada 12 pos penerimaan. Qirad atau obligasi ini hanya salah satu cara.

Setelah proses ini disepakati, supaya pinjaman tetap bernilai, lalu dibuat dengan sistem emas. Nilai emas bisa terus meningkat. Misalnya, di tahun pertama dia meminjamkan emas, itu dalam masa lima tahun akan dikembalikan dengan nilai emas lima tahun ke depan.

Kapan qirad emas mulai dilaksanakan?
Tahun 1992.

Sempat terkumpul berapa?
Hampir 2 ton emas. Ini dari tahun 1992 sampai 1997. Ada yang memberikan satu gram, ada yang sekilo. Karena tertarik, ada anggota yang menyumbang dua sampai tiga kilo. Ini diberikan dengan iming-iming surga. Di sini mulai muncul konflik. Banyak yang sudah habis-habisan, sampai menjual rumah dan warisan, dengan harapan akan dikembalikan. Ternyata, setelah lima tahun yang dijanjikan, itu tidak dikembalikan. Lalu ada himbauan ‘mari kita ikhlaskan’. Wujudnya adalah dalam bentuk Al Zaytun itu.

Jadi 2 ton emas itu untuk membangun Al Zaytun?
Nilai emas 2 ton itu kira-kira Rp250 miliar. Uang itu kemudian didepositokan di Bank CIC, yang belakangan berganti nama menjadi Century. Ini sejak 1993. Hubungan itu terjadi sejak Bank CIC masih merupakan money changer di Tanah Abang. Abu Toto berhubungan dengan tantenya Robert Tantular, karena sering menukarkan dolar. Nah, uang itu lalu didepositokan.

Saat Century ditutup, bagaimana nasib uang NII?
Terakhir, saat hendak membangun masjid Rahmatan lil Alamin, mulai tahun 2001, uang itu dibilang akan dikelola oleh Robert Tantular. Jadi, Robert Tantular berjanji akan memberi keuntungan khusus untuk membangun masjid. Jadi, mungkin uang itu tidak tercatat dalam catatan bank, karena ada yang dikelola Robert Tantular pribadi.

Saat Robert ditangkap, Al Zaytun terpukul?
Oh iya, cukup memukul. Saat Century tutup saya sudah tidak di NII. Saya dengar uang itu dipindahkan ke Bank Mandiri.  

Saat Anda keluar tahun 2007, ada berapa kekayaan NII?
Uang cash masih ada Rp100 miliar, dalam bentuk deposito dan di rekening koran. Ini atas nama Abu Toto. Kalau aset, nilainya triliunan rupiah. Dia biasa menggunakan nama-nama anaknya untuk membuka rekening. Nama saya juga pernah dipakai untuk membuka deposito senilai Rp300 juta.

Berapa pendapatan dari anggota NII?
Rp10 miliar per bulan. Waktu itu anggota ditetapkan membayar Rp50 ribu seorang, ada 200 ribu anggota. Ini terjadi tahun 1996 sampai 1999. Ini disetorkan secara nasional. Rp10 miliar digunakan untuk pembangunan fisik Al Zaytun. Saat itu, tiap minggu pengeluaran untuk bahan bangunan Rp2 miliar. Untuk operasional Rp2 miliar perbulan, ini yang digunakan untuk membayar gaji aparat NII.

Apa saja aset NII dan Al Zaytun?
Satu unit bangunan sekolah Al Zaytun nilainya R25 miliar. Sekarang ada empat gedung, jadinya Rp100 miliar. Masjid Rahmatan Lil Alamin nilainya juga Rp100 miliar. Terus, Gedung Soeharto Rp40 miliar. Lapangan sepak bola biayanya Rp25 miliar. Juga ada aset deco, tower crane, dan dump truck. Dump truck ada 20 buah. Belum buldoser. Ini dimiliki Al Zaytun. Tanah pesantren ada 1.200 hektar. Tanah ini dimiliki NII.

Jadi NII dan Al Zaytun itu satu?
Ya, satu. NII itu Al Zaytun. Tahun 1994, sejak qirad berjalan, mulai dirintis Yayasan Pesantren Indonesia, persisnya tanggal 1 Juli 1994. Ini diputuskan oleh Majelis Syuro NII Wilayah 9. Ini formal, aktenya dibuat secara formal. Dari situ mulai dirintis. Pendirinya saya, Imam Supriyanto. Saya menjadi Wakil Ketua. Awalnya, nama Abu Toto tidak muncul. Setelah yayasan berdiri, mulai dilakukan pembebasan lahan sejak 1995. Dulu, lahan dibeli atas nama orang per orang. Nama kami yang dipakai. Lalu, ada proses wakaf. Tapi, karena ditentang DPRD Indramayu, proses ini berhenti. Jadi sampai sekarang tanahnya atas nama pribadi. Saya sendiri namanya dipinjam untuk membeli lahan 100 hektar.

Setelah 1997, saat Abu Toto menjadi Imam, Al Zaytun akan diresmikan tahun 1998. Lalu kami bermusyawarah dan memutuskan bahwa semua aparat NII, dari Imam sampai menteri, akan melebur ke organisasi pendidikan Al Zaytun. Kami akan mengurus organisasi pendidikan. Strateginya begitu. Setelah itu, yang berjalan organisasi pendidikan. Organisasi kenegaraan sejak tahun 2000 sudah tidak berjalan. (kd)

Menko Luhut: Friksi Antar Menteri Kabinet Hal Biasa
Logo NU.

PBNU: Kami Hanya Siapkan Kader, Keputusan Ditangan Presiden

NU tengah menyiapkan kadernya untuk menempati posisi menteri.

img_title
VIVA.co.id
5 Juli 2019