Amien Rais Kritik Cara Pemerintah Tangani NII

Amien Rais
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Amanat Nasional, Amien Rais, mengritik sikap pemerintah dan juga pihak kepolisian yang tak kunjung menindak Negara Islam Indonesia (NII), meski sudah sangat meresahkan masyarakat. Menurut dia, alasan bahwa sepak terjang kelompok itu belum mengarah pada tindakan makar, tak bisa diterima.

Amien menilai, dilihat dari kuantitas dan kualitas, aparatur pemerintah beserta jajarannya, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN), seharusnya tak masalah membongkar siapa di balik NII. Terlebih, dengan teknologi canggih yang mereka miliki sekarang. "Sekarang handphone mati saja bisa diketahui detaknya. Apalagi handphone yang dihidupkan," kata  Amien saat ditemui seusai dialog seputar persoalan 'Donor Mata' di RS Aini, Jakarta, Sabtu, 30 April 2011.

Mengenai pondok pesantren Al Zaitun yang diduga kuat terkait erat dengan organisasi NII, Amien mengatakan itu bukan sesuatu yang sulit dibongkar. Kepolisian tinggal menjadikan tokoh sentralnya, Abu Toto alias Syekh Abdus Salam Panji Gumilang, dalam 'spot list' dan melakukan penyidikan.

Selesaikan Persoalan Papua, Jusuf Kalla Beri Saran Begini ke Prabowo-Gibran

''Tapi semua itu tidak pernah kita lakukan, tahu-tahu kita dikejutkan lagi ada anak-anak kampus dari ITB, UGM, ternyata sudah kena racun NII,'' kritik Amien.

Selain kesigapan, Amien menghimbau agar segera ditempuh jalur persuasi ataupun dialog dengan pimpinan, pengurus, dan anggota organisasi warisan S.M. Kartosoewirjo tersebut.

"Kelompok NII itu sudah ada sejak dahulu, jumlahnya tidak banyak tetapi tidak bisa kita biarkan. Yang paling jitu adalah, kalau sudah diketahui pentolannya itu, kemudian diajak musyawarah, diajak berdiskusi, bahwa Islam tidak mengajarkan hal-hal yang diajarkan oleh NII itu," jelas Amien.

Jangan menunggu sampai pengikut NII mencapai jutaan. Menurut Amien, ini akan jadi sumber gejolak jika terus dibiarkan. "Harus kita tanggulangi dan jangan menunggu bahaya menjadi besar. Ibarat air, jangan menunggu menjadi air bah, ibarat api jangan menunggu menjadi kobaran luar biasa," tegas mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu.

Saat dikonfirmasi soal dugaan keterkaitan dengan NII, pemimpin pesantren Al Zaytun, Syeikh Panji Gumilang membantah. Menurut dia, perjuangan NII telah berakhir setelah meninggalnya Kartosoewirjo pada 5 September 1962. "Itu adalah fase turun gunung, semua kembali ke Ibu Pertiwi [pemerintahan Republik Indonesia]," kata dia kepada wartawan tvOne, Riga Danniswara, di kediaman pribadinya, di kompleks Mahad Al Zaytun, Indramayu. (kd)

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag
Chandrika Chika

Polisi Serahkan Selebgram Chandrika Chika ke BNNK Jaksel soal Kasus Narkoba, Mau Rehab?

Sebelumnya, Keluarga Chandrika Chika menyambangi Polres Metro Jakarta Selatan untuk menjenguk sang putri, pada Rabu malam 24 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024