Kesenjangan Pendidikan Justru Terjadi di PT

Anak-anak di Sekolah Dasar.
Sumber :
  • VivaNews/ Nurcholis Lubis

VIVAnews - Pakar Pendidikan Darmaningtyas menilai persoalan kesenjangan akses pendidikan antara laki-laki dan perempuan tidak terjadi pada semua jenjang pendidikan. Kesenjangan justru terjadi di tingkat perguruan tinggi.

"Pada tingkat pendidikan dasar hingga sekolah menengah sebetulnya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan tidak signifikan," kata Darmaningtyas di Jakarta, Minggu 1 Mei 2011.

Darmaningtyas menilai kesenjangan pada tingkat perguruan tinggi muncul karena biaya pendidikan sudah semakin mahal, seiring makin tingginya biaya di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Selama ini, masyarakat menganggap biaya pendidikan di PTN dianggap lebih murah dibandingkan perguruan tinggi swasta.

"Kebanyakan perempuan miskin tidak bisa akses ke pendidikan tinggi. Kaum miskin sudah tersaring sejak SMP," katanya.

Saat pendidikan sekolah dasar (SD), orang kaya biasanya menyekolahkan anaknya di SD swasta atau SD favorit. Begitu memasuki sekolah lanjutan, kondisi malah berbalik, di mana masyarakat dengan kemampuan ekonomi tinggi memasukkan anaknya di sekolah favorit yang umumnya merupakan sekolah negeri.

Di sisi lain, anak didik yang berasal dari keluarga miskin terpaksa bersekolah di sekolah SMP swasta pinggiran karena memperoleh nilai ujian negara yang rendah.

"Begitu lulus SMP, kelompok kaya masuk SMA favorit. Sedangkan kaum miskin masuk SMK atau bahkan berhenti SMP saja," ujar Darmaningtyas.

Dengan fenomena tersebut serta upaya menghilangkan kesenjangan pendidikan, pemerintah seharusnya berpikir untuk membenahi sistem pendidikan sejak dari SMP hingga SMA sehingga masyarakat miskin bisa memperoleh kualitas pendidikan yang lebih baik.

"Masalahnya sekarang capital (uang) telah menjadi penentu tirani bagi warga untuk bisa bersekolah atau tidak," kata Darmaningtyas seraya menyatakan ketidaksetujuannya bahwa seluruh sekolah swasta berorientasi pada bisnis sehingga tidak perlu memperoleh subsidi.

Menurut dia, sekolah swasta muncul dalam tiga generasi, yaitu generasi pra kemerdekaan ditandai berdirinya Sekolah Ma'arif (NU), Muhammadiyah, Taman Siswa, dan Sekolah Kristen serta Katholik. Berikutnya, generasi pascakemerdekaan dengan munculnya sekolah PGRI.

Generasi terakhir adalah mulai berdirinya sejumlah sekolah swasta di Tanah Air. Fenomena ini muncul seiring bertambahnya jumlah orang kaya baru di era 90-an yang membutuhkan pendidikan yang lebih berkualitas. Generasi ketiga itu yang berorientasi bisnis, dan sebenarnya jumlahnya kecil.

Pemerintah, dia menambahkan, bisa menyelesaikan masalah keluhan anggaran pendidikan yang rendah dengan cara mengalihkan subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) ke pendidikan, kesehatan, dan transportasi umum.

"Saya rasa warga tidak demonstrasi seandainya BBM naik sesuai harga pasar, tetapi pendidikan hingga pendidikan tinggi murah, kesehatan gratis, dan transportasi umumnya aman, nyaman, dan terjangkau," katanya.

Masykurudin Hafiz, penggiat jaringan tersebut, mengatakan pendidikan bukan semata urusan status, melainkan pembentukan wawasan, kemandirian, dan konsep diri yang lebih baik. "Pendidikan yang lebih tinggi bagi perempuan membuatnya memiliki keunggulan sehingga hidup dan keluarganya lebih baik," ujarnya. (art)

Menag Ingatkan Umat Islam soal Perjuangan Politik Pemilu 2024 Sudah Selesai
Honri Boma EV

Mobil Listrik Ini seperti Replika Alphard Mini, Harga Murah Meriah

Toyota Alphard menjadi mobil MPV premium dengan bodi bongsor, kini ada mobil yang mereplikanya dengan ukuran lebih kecil. Yakni, mobil listrik Honri Borna asal China.

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024