VIVAnews - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Budi Susilo Supandji mendesak kepolisian memberantas gerakan Negara Islam Indonesia (NII) sampai ke akarnya. Gerakan ini, kata dia, tidak dibenarkan.
"Gerakan ini bertentangan dengan NKRI karena mereka menipu tapi tidak merasa menipu. Mereka memeras, tapi tidak merasa memeras," kata Budi kepada wartawan, Jumat 6 Mei 2011. "Ini susahnya kalau pola pikir."
Selain itu, Budi juga menilai gerakan NII saat ini belum menggunakan gerakan senjata. "Tapi bisa saja setelah terpengaruh pola pikirnya, mereka (korban) akan angkat senjata," jelas Budi.
Gerakan ini, kata dia, tak cukup hanya dengan dibubarkan saja. Bagian terpenting, ideologinya harus dilarang tumbuh di Indonesia.
Gerakan NII mencuat ke permukaan setelah temuan sejumlah mahasiswa diduga menjadi korban cuci otak. Kasus ini mencuat di beberapa kampus di pulau Jawa, khususnya Jawa Timur.
Para korban memiliki ciri yang hampir sama, yakni menghilang beberapa waktu dan menyerahkan uang mereka untuk gerakan NII.
Mencuatnya kasus ini membuat mata semua orang tertuju ke Pesantren Al Zaytun yang dianggap produk NII. Namun pengelola pesantren yang berlokasi di Indramayu itu, Panji Gumilang, membantah tudingan tersebut. "NII sudah selesai," kata dia. (umi)