- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang, membantah kabar yang menyebut pembangunan pesantren di areal 1.200 hektare berasal dari dana Timur Tengah.
Panji malah menyebut saat ini Al Zaytun sedang kekurangan dana, buktinya sebuah masjid besar belum juga rampung sejak 2009 dibangun.
Masjid dengan enam lantai itu dinamakan Masjid Rahmatan Lil Alamin. Pantauan VIVAnews.com di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Rabu 11 Mei 2011, masjid yang sedang dibangun itu belum ada kusen-kusen kayu jendela.
Bentuk disain masjid memang sudah terlihat. Bangunan sudah kokoh berdiri. Masjid ini memiliki semacam ruangan bawah tanah. Di dalamnya, terdapat ribuan kubik kayu jati dan ulin. "Nantinya, kusen masjid akan menggunakan kayu ulin. Sedangkan untuk ukiran menggunakan kayu jati," kata Panji Gumilang.
Sudah lebih dari dua tahun, masjid ini belum juga rampung. Berapa dana yang digunakan untuk membangun masjid? Panji enggan menyebut. Soal pendanaan, kembali teringat kabar yang menyebut bahwa Panji Gumilang alias Abu Maarik memiliki deposito Rp25 miliar di Bank CIC, sebelum menjadi Bank Century.
Apakah seretnya pembangunan masjid ini karena ada kasus Bank Century? "Tidak. Kalau ada (Rp250 miliar) itu bagus toh. Ini memang karena tidak ada uang. Kalau rekening memang punya," kata Panji Gumilang yang membantah dirinya sebagai Abu Totok ini.
Panji menegaskan, soal transparansi dana Yayasan Pesantren itu sudah dilakukan. Tetapi, proses transparansi dana itu dilaporkan kepada Kantor Pajak secara rutin. Laporan keuangan Al Zaytun dilakukan setiap bulan ke Kantor Pajak. "Kalau mau tahu, silakan tanya ke Pajak," tegas dia.
Pembanguan pesantren mewah ini dilakukan dari dana 'saweran'. Panji membantah keras ada uang dari Timur Tengah beri andil pembangunan pesantren yang memiliki 500 hektare hutan dan 500 hektare lahan pertanian ini. "Ini didirikan oleh sumbangan-sumbangan. Dari masyarakat Indonesia," kata dia. (umi)