- Antara/Hasan Sakri Ghozali
VIVAnews - Kapolda Jawa Tengah, Irjen (Pol) Edward Aritonang, menyatakan Qurdowi sebagai Amir (kepala) Tim Hisbah diduga menjadi pemasuk senjata dan bahan pembuatan bom, yang meledak di Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Salah satu tersangka teroris yang mati itu menyerahkan senjata dan pemasok untuk bom di Cirebon lalu," ujar Edward Aritonang di Mapolresta Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu 14 Mei 2011.
Edward menjelaskan, hasil penangkapan yang berakhir tewasnya dua orang terduga teroris ini diperoleh dari pengembangan kasus 4 orang tersangka yang diduga teroris di Surakarta, sepekan yang lalu. Dalam penangkapan ini, kepolisian mengamankan Ari Agung Santoso, Heri Jablay, Hari Nobita, dan Arifin. Keempat tersangkat ini ditangkap di tempat terpisah.
Dari keterangan para tersangka ini, mereka mengaku memperoleh senjata api Sigit Qurdowi, salah satu korban yang ditembak aparat dini hari tadi.
Hasil penyelidikan sementara juga menemukan informasi bahwa Sigit diduga kuat menjadi salah satu pemasok senjata dan bahan bom dari jaringan pelaku pengeboman di Mapolresta Cirebon.
Seperti diketahui, polisi telah menembak mati dua orang terduga teroris di Sukoharjo, Jateng pada Sabtu dinihari tadi. Dua orang tersebut yaitu Hendro Yunianto dan Sigit Qurdowi itu tewas di sekitar mulut gang rumah kontrakan usai baku tembak dengan aparat kepolisian dan Densus 88.
Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan kedua tersangka tersebut merupakan Daftar Pencarian Orang (DPO) bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon bulan Desember 2010, juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon, dan merencanakan pembalasan terhadap Polri pada bulan Mei 2011.
"Ini diketahui dari dokumen dan keterangan pelaku yang sudah tertangkap serta berkaitan dengan empat tersangka yang ditangkap sebelumnya di Solo," kata Amar.
(Laporan: Fajar Sodiq|Sukoharjo)