- muara.ui.edu
VIVAnews - Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin kompak ikut menggugat putusan Mahkamah Agung mengenai susu formula yang tercemar bakteri. Mereka minta agar hasil penelitian mengenai susu berbakteri itu tidak dieksekusi.
"Kami mengajukan gugatan agar pengadilan membatalkan eksekusi terhadap susu formula berbakteri," kata kuasa hukum UI dan Unhas, Soedjono, saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 19 Mei 2011.
Sebelum UI dan Unhas, tiga universitas sudah menggugat putusan MA itu. Mereka adalah Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, dan Universitas Sriwijaya.
Dalam gugatannya, Soedjono menerangkan bahwa pengadilan telah mengindahkan kebebasan dalam melakukan penelitian. Menurutnya, jika penelitian diumumkan maka akan melanggar etika profesi, pendidikan, dan akademik.
"Peneliti tidak dapat mempublikasikan jenis produk yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian yang menggunakan metode pengambilan secara sampel, secara acak dan blind sampling serta bukan merupakan pengujian produk tertentu," jelasnya.
Sebelum UI dan Unhas, IPB juga sudah mengajukan upaya Peninjauan Kembali atas putusan Mahkamah Agung tertanggal 26 April 2010 No 2975K/Pdt/2009 itu. Kuasa hukum IPB, Edward Arfa, menilai hakim telah khilaf dalam memeriksa dan mengadili perkara ini, dimana dalam petitumnya majelis memerintahkan IPB mempublikasikan hasil penelitiannya.
Edward memandang hakim kurang memahami konsep penelitian seperti apa yang bisa dan tidak bisa dipublikasikan. Bahwa dalam hal ini, Edward menyatakan penelitian yang dilakukan IPB terkait susu formula merupakan penelitian isolasi (acak) dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya studi lanjutan ilmu patologi. (umi)
Perburuan Alien Belum Usai, Kawan
Perburuan alien belum usai. Dua orang ilmuwan membuat proposal baru yang merinci bagaimana manusia dapat mencari alien di planet jauh. Tapi, tidak semua ilmuwan begitu.
