Ekonom Korea Kuliahi SBY dan Menteri Ekonomi

Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono menggelar rapat kabinet di Cipanas
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Ahli ekonomi asal Korea, Ha-Joon Chang berbagi trik untuk memajukan perekonomian dan pendapatan Indonesia kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan jajaran menteri terkait perkembangan ekonomi.

"Saya akan menekankan bahwa Indonesia bisa dan seharusnya bisa lebih ambisius dibandingkan sebelumnya," kata Chang ketika memberikan kuliah umum kepada Presiden dan para Menteri, di Istana Negara, Kamis 19 Mei 2011.

Ambisi penting jika ingin pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi. "Ini memerlukan upgrading industri tertentu dan perlu pengembangan industri baru," kata dia.

Dia mengatakan, pengalaman Korea dan negara maju lainnya bisa menjadi contoh mewujudkan hal itu. "Indonesia bisa menerapkan banyak kebijakan, tidak hanya didasarkan pada pendapat ortodoks pasar bebas, tapi pemanfaatan BUMN yang ada," kata dia.

Chang juga mengatakan dia tidak menyarankan Indonesia menjadi socialist distribution alias cenderung ke sosialis. Salah satu jalan, kata dia, pemerintah bekerjasama dengan sektor swasta. "Daripada pemerintah mendominasi semuanya," ujar Chang. Sehingga, kata dia, diperlukan keseimbangan.

Hanya saja, hal tersebut juga patut diwaspadai, karena tidak menutup kemungkinan terjadi  korupsi dan manipulasi oleh sektor swasta.

Bagaimana agar kemitraan antara swasta dan pemerintah berhasil? Kata Chang, itu  merupakan tanggungjawab kedua pihak. "Ini tantangan, Anda semua yang bisa jawab, karena saya tidak pahami politik dan ekonomi di Indonesia," ujarnya.

Namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usai kuliah mengatakan bahwa Indonesia punya cara sendiri untuk mencapai target pembangunan. Presiden mengatakan, Indonesia tidak bisa berdasarkan apa yang telah dilakukan negara lain termasuk negara yang telah maju. "Ibarat kemeja beda ukuran dengan tiap orang," ujarnya.

Keyakinan Presiden tersebut didasarkan pada pengalaman tahun 2008 lalu ketika terjadi krisis global. Dia mengatakan, pasar tidak bisa berjalan tanpa adanya regulasi. "Mekanisme pasar akan efektif dan peraturan pasar akan menjadi lebih efisien," ujar Yudhoyono. Selain itu, BUMN memegang peran penting di Indonesia. "Terutama dalam menjalankan pengembangan ekonomi," imbuhnya. (umi)

Gerindra sebut Bakal Ada Banyak Pertemuan Usai Prabowo Jadi Presiden Terpilih
Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PLN Nusantara Power, Karyawan Aji

Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun

PT PLN Nusantara Power mencatatkan kenaikan aset setelah proses transformasi dan rebranding dari PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menjadi subholding PT PLN (Persero).

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024