VIVAnews – Tiga polisi menjadi korban penembakan brutal di Palu, Sulawesi Tengah. Sampai saat ini, pihak kepolisian belum berhasil menangkap komplotan pelaku yang kabur menggunakan sepeda motor. Ini bukan pertama kali polisi menjadi sasaran tindak kejahatan.
Komisi III DPR yang mengawasi sektor hukum dan merupakan mitra kerja Polri pun menyatakan keprihatinannya. “Kami tentu prihatin. Beberapa waktu lalu hal ini sudah pernah kami bicarakan dalam rapat kerja Komisi III dengan Polri,” kata Wakil Ketua Komisi III Azis Syamsuddin kepada VIVAnews. Menurutnya, saat itu Komisi III menekankan kepolisian untuk selalu waspada.
“Kami ingatkan supaya tidak terjadi lagi kejahatan yang memakan korban polisi, khususnya pasca peristiwa bom di Cirebon,” ujar Azis. Menurutnya, tindak kejahatan terhadap polisi tidak bisa langsung diartikan sebagai cermin kegagalan polisi. “Bisa juga karena gejolak tertentu yang sedang ada di masyarakat,” tutur Azis tanpa merinci lebih jauh.
Politisi Golkar itu pun meminta Polri untuk segera mengambil tindakan preventif agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Komisi III DPR pun berniat mendalami persoalan itu dalam rapat kerja selanjutnya dengan Polri. “Awal Juni mendatang kami akan menggelar rapat dengan Kapolri. Kami ingin memastikan hal seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Azis.
Dua dari tiga polisi yang menjadi korban penembakan brutal di Palu, tewas seketika. Peristiwa penembakan terjadi di depan Kantor BCA, Jalan Emi Saelan, Palu. Namun para pelaku yang berjumlah empat orang itu tidak merampok bank.
Mereka melintas di depan bank, langsung mendatangi pos, memberondong polisi dengan peluru, dan langsung kabur. Berdasarkan keterangan saksi, pelaku ada yang mengenakan cadar dan helm. Tidak ada satu pun di antara mereka yang menampakkan wajahnya. (umi)
Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi memberikan konversi motor listrik secara cuma-cuma atau gratis untuk masyarakat. Bagaimana cara ikut programnya?
