- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menilai permasalahan ideologi yang dihadapi Indonesia sangat kompleks. Tak hanya dimensi nasional, masalah ideologi ini juga mencakup tataran internasional.
Dia mengambil contoh kemunculan isu gerakan Negara Islam Indonesia (NII), fenomena krusial tentang perang melawan terorisme, lalu praktik liberalisasi pasar, serta ancaman terhadap human security yang ditandai dengan ancaman krisis pangan dan energi. Hal ini, kata dia, merupakan fenomena yang dapat mengoyak sistem nilai dalam tata peradaban dunia yang dapat mempengaruhi perilaku bangsa ini.
"Problem-problem yang bersifat ideologis seperti itu tidak bisa hanya dengan mengandalkan pendekatan-pendekatan keamanan. Tetapi juga harus dijawab dengan menggunakan pendekatan ideologis dan pendekatan kesejahteraan," kata Aburizal yang biasa disapa Ical dalam rilis Selasa, 31 Mei 2011.
Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh 1 Juni, kata dia, harus menjadi momentum bagi bangsa untuk memantapkan ideologi Pancasila sebagai jembatan menuju negara kesejahteraan. Untuk itu, bagi Partai Golkar, pemantapan ideologi Pancasila merupakan jawaban terhadap permasalahan ideologis yang melanda peradaban dunia dan bangsa ini.
"Pancasila adalah ideologi yang dapat mempersatukan kita sebagai suatu bangsa."
Namun, Aburizal Bakrie juga mengingatkan bahwa pemantapan ideologi Pancasila harus sejalan dengan kualitas demokrasi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Demokrasi juga jadi modal dasar percepatan ekonomi karena bisa memberikan stabilitas politik. Pada bagian lain, Partai GolkarĀ juga mengingatkan bahwa warga negara harus menghormati pemerintah dan penegak hukum. (eh)