Pelajaran Berharga Gantung Diri TKW Sulastri

TKW Sulastri
Sumber :
  • AsiaOne

VIVAnews - Sabtu 28 Mei 2011, tubuh Sulastri Wardoyo yang tergantung ditemukan di toilet hostel tempatnya menginap. Jantungnya berhenti tiga kali saat diperiksa petugas paramedis yang berusaha menyelamatkannya.

Tubuhnya yang payah dibawa ke ICU Rumah Sakit Khoo Teck Puat, Singapura. Ia mengalami kerusakan otak berat. Namun, Sulastri tak bertahan lama, empat hari kemudian ia menghembuskan nafas terakhir.

Berdasarkan petunjuk yang diperoleh dari petugas hostel, Sulastri menderita depresi dan tertekan, ia gagal mengikuti tes masuk pekerja asing yang jadi syarat untuk bisa bekerja di Singapura. Mimpinya hancur, ia harus balik kanan pulang ke Indonesia. Utang jutaan rupiah modalnya pergi ke Singapura menunggu.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, mengatakan, apa yang dialami Sulastri harus menjadi pelajaran berharga.

"Dia juga korban dari kebijakan Singapura karena ketatnya peraturan kualifikasi di negara itu," kata Anis saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 3 Juni 2011.

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23

Sejak 2006, Pemerintah Singapura memberlakukan tes masuk bagi pekerja asing yang masuk ke negara itu. Namanya, Entry Tes. Kuafikasi utama yang dituntut adalah pemahaman bahasa Inggris.

Masing-masing pekerja diberi kesempatan tiga kali. Jika kesempatan ketiga tetap gagal, tak ada pilihan lain, mereka tak bisa bekerja di Singapura dan harus pulang ke negara asal. Sementara itu, jika lolos, mereka akan diantar ke majikannya.

Anis juga menyinggung pengawasan dari pemerintah yang lemah. "Seandainya di dalam negeri diawasi dengan baik, kemungkinan untuk tidak lulus itu bisa diminimalisasi," tambah dia. Pemerintah harusnya mengawasi, untuk memastikan para calon pekerjanya melewati proses pendidikan sehingga bisa lolos standar kualifikasi. "Itu bukan salah si Sulastri."

Diungkapkan Anis, ujian bahasa Inggris adalah sandungan terberat bagi calon tenaga kerja Indonesia (TKI). "Karena bahasa itu kan cara untuk berkomunikasi di sana," ujarnya.

Seharusnya, dia menjelaskan, TKI yang diberangkatkan ke negara penerima sudah dipastikan memenuhi standar kualifikasi yang dituntut. "Karena itu pentingnya pembelajaran untuk meningkatkan skill, bahasa, dan mengetahui hak-hak mereka sebagai pekerja," kata Anis.

Anis curiga, ada sindikat pemalsuan kompetensi yang merajalela. "Jadi, mereka (TKI) seharusnya belum dapat pergi tapi sudah bisa diberangkatkan. Ini harus diperiksa lagi," kata dia. (art)

Surya Paloh Pikir-pikir Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Kehadiran pasangan AMIN saat penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024–2029 dinilai bisa memberi legitimasi hasil Pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024