- AP Photo/ Sergey Savostyanov
VIVAnews- Indonesia dinilai kurang memanfaatkan potensi Rusia. Padahal Rusia dikenal memiliki sumber daya alam dan pendidikan yang bermutu.
Menurut mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia pada tahun 2004-2007, Susanto Pudjomartono pelajar Indonesia di Rusia hanya sekitar 100-an orang. Sementara pelajar Malaysia ada 4.000 mahasiswa, Vietnam 6.000 mahasiswa, dan China 10.000 mahasiswa.
"Padahal biaya pendidikan di Rusia jauh lebih murah dibanding negara barat. Kualitasnya juga tidak kalah bagus dengan Amerika dan Jerman" ujarnya dalam seminar Indonesia-Rusia di Jakarta, Sabtu, 4 Juni 2011.
Dari sisi energi, Rusia merupakan penghasil minyak dan gas terbesar di dunia. Rusia memasok kebutuhan energi ke beberapa negara di Eropa dan negara berkembang lain. "Rusia merupakan salah satu produsen dan pengekspor utama di dunia sehingga harus di perhitungkan." pungkas Susanto.
Sedangkan dalam bidang persenjataan, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto menilai Rusia maju dibidang industri pertahanan. Kerjasama pertahanan dengan Rusia memiliki prospek baik di berbagai bidang. "Kerjasama dibangun dengan saling pengertian, menguntungkan dan tidak mengikat" ujarnya. (eh)