VIVAnews - Anggota Komisi I Tubagus Hasanudin mengatakan Letjen Pramono Edhi Wibowo adalah sosok terbaik untuk menggantikan Kepala Staf Angkatan Darat TNI AD George Toiustta yang akan segera pensiun.
Menurutnya, dari jenjang karier kemiliteran, adik Ani Yudhoyono itu sudah layak mengemban amanah sebagai pucuk pimpinan TNI AD.
"Sekarang ada tiga, Irjen Mabes TNI Muchlis, Wakasad Letjen Budiman, Pangkostrad Edhy Pramono. Kalau dilihat jenjangnya, yang menduduki posisi bintang tiga tertinggi itu adalah Pangkostrad Letjen Pramono Edhi," kata Hasanudin di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 7 Juni 2011.
Politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan, siapapun prajurit atau perwira TNI, asalkan melalui jenjang yang bagus, tidak meloncat-loncat, dia berhak menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Bahkan, terkait dengan hubungan kekerabatan Edhi dengan Presiden SBY tidak boleh menjadi alasan untuk menghambatnya.
"Kalau saya melihat, alangkah tidak pas kalau ada orang yang sudah pada saatnya naik tapi karena saudara Presiden jadi tidak boleh. Kita beri kesempatan. Kalau beliau menjabat ada yang tidak pas kita kritisi. Beliau dua tahun lagi pensiun, jadi tidak bisa jadi panglima TNI," jelasnya.
"Saya oposisi, tapi harus memandang. Misalkan Presiden punya saudara tapi berbisnis, apa tidak boleh. Kalau jadi presiden saudara-saudara anda mau makan apa. Asalkan dia di jalan yang betul. Kalau tidak pada treknya kita kritisi, tapi kalau bagus kita puji dia," lanjutnya lagi.
Purnawiran TNI itu juga menilai, dari beberapa segi lain seperti senioritas pun telah memenuhi syarat.
"Senioritas saya kira cukup, yang sekarang angkatan 76, Pak Edhi 81. Kita melihat bintang tiga yang ada. Kalau saya lihat bintangnya bagus, pernah jadi komandan Kopassus, Ajudan Ibu Megawati, Pangdam, Pangkostrad, itu berjenjang terus. Kalau kita lihat ajudan itu dipilih, memenuhi syarat dan menjadi ajudan," katanya. (umi)
Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan Golkar cenderung mendorong Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jawa Barat ketimbang DKI Jakarta.
