Soeharto dan Tien Menolak Pencalonan Presiden

Soeharto memeluk Ibu Tien
Sumber :
  • Koleksi Hj. Siti Hardiyanti Rukmana/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories'

VIVAnews - Presiden RI kedua, Soeharto, merupakan presiden yang paling lama menjabat, hingga 32 tahun. Soeharto terus dipilih menjadi presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, walaupun Pemilihan Umum berlangsung selama 6 kali, pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun, mantan ajudan Soeharto di periode terakhirnya, Sumardjono, mengatakan Soeharto sebetulnya tidak ingin dicalonkan kembali menjadi presiden. Bahkan, menurut Sumardjono, pada tahun 1995 Soeharto hingga berkali-kali mengatakan tidak ingin dicalonkan lagi menjadi Presiden.

Semula, pernyataan Soeharto dianggap hanya untuk memancing reaksi masyarakat. Tapi, "Kenyataannya Pak Harto mengatakan dirinya sudah TOP (tua, ompong, dan peot). Keinginan untuk tidak lagi dicalonkan sebagai presiden sungguh-sungguh keluar dari sanubari beliau," kata Sumardjono, seperti yang dituturkannya dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Sumardjono melanjutkan, pernyataan Soeharto memang ditanggapi serius. "Tapi partai-partai politik dan Mabes TNI rupanya masih menginginkan Pak Harto. Ketua Umum Golkar Harmoko yang juga terus mendorong dan meyakinkan Pak Harto bahwa rakyat masih menghendaki kepemimpinan beliau," ucap Sumardjono.

Lalu kenapa Soeharto tetap bersedia dicalonkan menjadi presiden pada tahun 1997?

"Prajurit sejati pasti akan tergetar hatinya apabila sudah mendengar bahwa permintaan itu adalah keinginan rakyat, amanah rakyat. Pak Harto tidak bisa menolak permintaan jika dikatakan untuk negara dan rakyat. Itu yang saya lihat," jawab Sumardjono.

Sedangkan mantan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, Mien Sugandhi, mengungkapkan, Tien Soeharto juga tidak ingin suaminya menjabat sebagai presiden. Keinginan Ibu Tien ini diungkapkan berkali-kali pada tahun 1996.

Bahkan, Mien mengisahkan, dalam sebuah acara Golkar, Ibu Tien meminta Mien Sugandhi untuk menyampaikan kepada petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan Soeharto menjadi presiden.

"Tiba-tiba Ibu Tien berkata kepada saya, 'Tolong katakan kepada ..... (Ibu Tien menyebut seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua'," kata Mien Sugandhi, menirukan ucapan Ibu Tien.

Saat itu, Mien Sugandhi mengaku terkejut, lalu bertanya kepada Ibu Tien, siapa yang layak menggantikan. Saat itu jawaban mengejutkan keluar dari lisan Ibu Tien.

Ditanya Soal Kebencian Chef Arnold, Begini Jawaban Codeblu
"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi), pokoke aku lungo," ujar Ibu Tien.

Soeharto ditetapkan sebagai presiden pada 12 Maret 1967 setelah pertanggungjawaban presiden pertama RI, Soekarno, ditolak MPRS. Saat itu, Soeharto merupakan sosok yang melesat setelah mengatasi Gerakan 30 September, yang dituduhkan dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia. Kewenangan Soeharto berdasarkan Surat Perintah Sebelas Maret yang masih kontroversial hingga sekarang.

Setelah itu, Soeharto terus menjabat menjadi presiden, hingga enam kali pemilihan umum berlangsung. Sebenarnya, sejak periode 1967 hingga 1998, sudah banyak perlawanan terhadap kepemimpinan Soeharto. Namun, Soeharto berhasil meredam setiap 'ancaman' yang merongrong kekuasaannya.

Gerakan mahasiswa pun berkali-kali memprotes kepemimpinan Soeharto, Soeharto lalu mengatasinya dengan membekukan kegiatan mahasiswa dan mengaktifkan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK).

Pada tahun 1993, putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia. Kemudian, PDI pun mempersiapkan Megawati sebagai calon presiden. Namun, Mega didongkel dalam Musyawarah Nasional PDI tahun 1996 oleh Surjadi. Dualisme kepemimpinan PDI inilah yang kemudian berujung peristiwa 27 Juli 1996, yang sarat dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Peristiwa 27 Juli 1996 pun kemudian menjadi momen bagi Pemerintahan Orde Baru untuk membungkam 'gerilya' aktifis demokrasi, yang diantaranya tergabung dalam Partai Rakyat Demokratik. Gerakan pro-demokrasi yang mengkritisi kepemimpinan Soeharto kemudian diredam, aktivisnya pun diculik satu-persatu.

Walau belum pernah dibawa ke pengadilan, Soeharto dituding bertanggung jawab terhadap sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia. Ini pula yang menyebabkan munculnya gerakan reformasi pada tahun 1998, dan menjatuhkan kekuasaannya.

Saat ini, kontroversi Soeharto kembali muncul ke publik setelah survei Indobarometer memperlihatkan adanya kerinduan kepada era Orde Baru. Meski banyak yang mempertanyakan metode dan pertanyaan yang diajukan dalam survei, hasil survei dinilai akibat kekecewaan terhadap era reformasi yang belum membawa perbaikan di Indonesia, jadi bukan karena kerinduan akan masa kepemimpinan Soeharto.

Mooryati Soedibyo Meninggal di Usia 96 Tahun, Tantowi Yahya: Saya Bersaksi Ibu Orang Baik
Calon presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri acara deklarasi Gema PS mendukung Prabowo-Gibran di Blitar, Jawa Timur, Minggu, 17 Desember 2023.

AHY Cuti Demi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres RI

Menteri ATR/BPN sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan hadir dalam penetapan presiden dan wakil presiden RI di KPU hari ini.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024