Istana: Jangan Cari Kambing Hitam Soal Ruyati

Ruyati
Sumber :
  • VIVAnews / Erik Hamzah

VIVAnews - Istana Kepresidenan masih menunggu laporan lengkap dari Menteri Luar Negeri terkait eksekusi mati tenaga kerja Indonesia (TKI), Ruyati. "Belum ada yang bisa disampaikan," kata Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Jakarta, Senin 20 Juni 2011

Meski demikian, Julian mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengetahui soal hukuman pancung Ruyati. Presiden, tambah Julian, telah memanggil duta besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur Sirnagalih.

Julian juga menyampaikan kepirhatinan SBY, atas hukuman pancung yang dihadapi Ruyati, 18 Juni 2011 lalu. "Untuk hal tersebut, pemerintah merasa sangat berduka dan terpukul, terutama kami sampaikan kepada keluarga atas kasus yang menimpa Ruyati itu," kata Julian

Sementara itu, Staf Khusus Presiden bidang Informasi, Heru Lelono meminta masyarakat tidak mencari kambing hitam terkait kematian Ruyati. "Namun kematiannya lebih menjadi sia-sia, apabila kita sibuk mencari kambing hitam," kata dia.

Menurut Heru, yang lebih penting adalah mencari langkah tepat untuk mengantisipasi hal tersebut di kemudian hari. "Pemerintah tidak boleh melarang warganegaranya bekerja apa saja dan dimana saja. Negara harus melindungi mereka dengan aturan yang tepat," kata dia

Selain itu pekerja dan perusahaan pengikirim tenaga kerja juga harus menaati aturan yang berlaku. "Sedangkan negara tujuan TKI juga harus diseleksi," kata dia.

Dia menambahkan,  pemerintah bersama pelaku ekonomi dinegeri ini terus bekerja keras meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Setiap kasus harus menjadi pemicu untuk lebih baik," kata Heru.

Ruyati dipancung setelah pengadilan Arab Saudi TKI asal Bekasi itu terbukti membunuh majikannya. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI mengecam pemancungan Ruyati ini. "Tanpa mengabaikan sistem hukum Arab Saudi, pemerintah mengecam pelaksanaan hukum tersebut karena dilakukan tanpa memperhatikan praktek internasional yang terkait perlindungan kekonsuleran," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene.

Kemenlu menyatakan, walaupun pemerintah mengetahui Ruyati telah divonis bersalah, namun Arab Saudi tidak pernah memberitahukan kapan tanggal pasti vonis pancung dilakukan. SBY sendiri saat ini belum memberikan pernyataan langsun soal kematian Ruyati. (adi)

Eks Sespri Sekjen Ungkap BAP KPK Bocor ke Pejabat Kementan
Pemkot Tangsel rapikan kabel fiber optik yang semrawut

Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan turun tangan langsung dalam melakukan imbauan dan penindakan semrawutnya kabel fiber optik.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024