Sejuta Tanda Tangan Dukung 'Ruyati' Pulang

Aksi Untuk Ruyati
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Puluhan aktivis dari Forum Gerakan Rakyat Nasional Indonesia, Persatuan Pergerakan Wanita Nasional Kota Bekasi, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Bekasi, siang ini melakukan aksi simpatik mengumpulkan sejuta tanda tangan dukungan untuk pemulangan jenazah Ruyati binti Satubi. Hari Sabtu lalu, tenaga kerja asal Sukatani, Bekasi, itu dihukum mati pemerintah Arab Saudi, setelah membunuh majikannya.

"Cara-cara seperti inilah yang bisa kami lakukan, untuk mengetuk hati para pejabat Pemerintah Indonesia. Agar mereka mau serius, mengupayakan jenazah Ruyati bisa dipulangkan dan dimakamkan di kampungnya, seperti yang diinginkan keluarga," kata Pembina FGRNI, Nyimas Sakuntala Dewi, dalam aksi di depan Gedung DPRD Kota Bekasi, 23 Juni 2011.

Aksi pengumpulan sejuta tanda tangan dilakukan pada sebuah spanduk putih sepanjang 25 meter. "Sebelum melakukan aksi di sini (Gedung DPRD Kota Bekasi). Kami juga sudah mengumpulkan tanda tangan dari warga Sukatani, tempat tinggal Ruyati," tambah Nyimas.

Aksi ini akan terus dilakukan di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi hingga terkumpul sejuta tanda tangan. Selanjutnya, dukungan ini akan diserahkan kepada Menteri Tenaga Kerja selaku pihak yang dianggap paling bertanggung jawab.

"Kami juga mendesak semua Menteri dari mulai Menakertrans, Menkum HAM, Kepala BNP2TKI, Dubes RI untuk Arab Saudi dan Menlu untuk mengundurkan diri karena tidak becus melindungi warga negaranya. Padahal Ruyati ini adalah salah satu pahlawan devisa," lanjut Nyimas.

Pengumpulan tanda tangan itu sendiri mendapatkan apresiasi dari warga, anggota dewan dan para staff yang berkantor di Gedung DPRD Kota Bekasi.

Hal itu terlihat dari antusiasnya mereka membubuhkan tanda tangan, untuk dukungan agar Ruyati bisa di pulangkan ke tanah air.

Selain mengumpulkan tanda tangan, para aktivis yang sebagian besar adalah perempuan ini, juga meneriakkan agar orasi agar aparat terkait menindak oknum PJTKI yang tidak profesional karena telah memalsukan data Ruyati.

Aksi ini sendiri berjalan kondusif dengan pangawalan ketat dari puluhan petugas Polresta Bekasi Kota dan Satpol PP.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Sementara saat yang sama di Yogyakarta, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesaktuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia menggelar aksi demonstrasi dan shalat goib di halaman kantor DPRD DIY sebagai bentuk solidaritas atas eksekusi mati dengan hukuman gantung terhadap Royati.

Setelah melakukan shalat goib atau shalat jenazah, para mahasiswa melakukan orasi. Dalam orasinya mereka menyatakan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono gagal menjalankan amanat UU untuk melindungi warga negaranya.

"Kemenlu dan Kemenakertran harus bertanggung jawab harus mundur dari jabatannya, karena gagal dalam melindungi para TKW," kata Aza el Mudadiyan, Koordinator aksi KAMMI dalam orasinya dihalaman kantor DPRD DIY.

Selain itu mereka juga mendesak pemerintah agar memberi perlindungan terhadap TKI yang saat ini terancam hukuman mati, termasuk TKI bernama Darsem. (Laporan: Erik Hamzah, Bekasi dan Erick Tanjung| Yogyakarta, umi)

Rumah Dinas Gubernur DKI

Alasan Pemprov DKI Gelontorkan Rp 22,2 M untuk Perbaiki Rumah Dinas Gubernur

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana melakukan restorasi atau perbaikan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta yang menggolontorkan anggaran sebesar Rp 22,2 M.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024