- VIVAnews / Erik Hamzah
VIVAnews- Pemerintah Indonesia sedang mengupayakan pemulangan jenazah Ruyati, tenaga kerja Indonesia yang dieksekusi pancung di Arab Saudi. Permintaan resmi sudah disampaikan kepada Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.
"Kementerian Luar Negeri juga memerintahkan perwakilan melakukan lobi-lobi kepada pihak terkait," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Istana Presiden, Kamis, 23 Juni 2011
Muhaimin mengungkapkan ada dua kendala untuk memulangkan jenazah Ruyati ke Tanah Air. "Soal keagamaan dan tradisi," kata dia.
Dia tidak bisa memastikan apakah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melobi langsung Raja Arab Saudi soal ini--seperti yang dulu dilakukan Presiden Abdurrahman Wahid. "Kami tidak bisa memprediksi, tapi kami tetap berusaha," kata Menteri Muhaimin.
Muhaimin menambahkan soal pemulangan jenazah Ruyati ini juga dibahas dalam rapat kabinet terbatas semalam. Namun, dia tak bisa memastikan apakah hal itu akan dikabulkan Saudi. "Tapi kami optimis," kata dia.
Presiden SBY sendiri tadi pagi telah berpidato mengungkapkan keprihatinan dan rasa duka cita yang mendalam atas pemancungan Ruyati serta memprotes keras sikap Kerajaan Saudi. Menurut SBY, pemancungan Ruyati melanggar norma internasional, terlebih pemerintah Indonesia tidak diberi tahu terlebih dahulu mengenai pelaksanaan eksekusi. (kd)